Sumber Tani Agung (STAA) Catat Kinerja POsitif hingga Kuartal III, Ini Pendorongnya



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten perkebunan kelapa sawit, PT Sumber Tani Agung Resources Tbk (STAA) atau STA Resources mampu menghasilkan kinerja cemerlang dengan kenaikan pendapatan usaha dan laba bersih sampai dengan periode kuartal-III 2022.

Mengutip laporan keuangan interim periode 30 September 2022, STAA mampu mencatatkan pendapatan usaha sebesar Rp 4,40 triliun. Capaian ini meningkat sebesar 5,4% dari realisasi tahun lalu sebesar Rp 4,18 triliun. 

Pertumbuhan pendapatan itu mendorong peningkatan laba bersih perseroan hingga kuartal III-2022. Tercatat, laba bersih STAA Tumbuh 25,2% menjadi Rp 1,01 triliun, dari semula Rp 805 miliar pada periode yang sama tahun lalu. 


Direktur Utama Sumber Tani Agung Resources Mosfly Ang mengungkapkan bahwa kinerja positif selama sembilan bulan 2022 ini didukung oleh peningkatan porsi Tandan Buah Segar (TBS) internal yang diproses Perseroan dibandingkan tahun lalu. 

Baca Juga: Metropolitan Land (MTLA) Optimistis Kinerja Tahun Ini Tumbuh Dobel Digit

Tak hanya itu, capaian itu tak lepas dari upaya perseroan dalam menjalankan praktik manajemen kebun yang lebih baik serta peningkatan efisiensi produksi. Hasilnya, STAA berhasil meraih pertumbuhan profitabilitas meskipun dilanda penurunan harga Crude Palm Oil (CPO) sebesar 35,5% dari posisi tertinggi pada kuartal pertama. 

“Selama periode kuartal-III 2022, dari Juli–September 2022 harga CPO mengalami penurunan cukup tajam, akibat adanya pelemahan permintaan yang disebabkan oleh adanya resesi secara global," sebut Mosfly, dalam keterangan resminya, hari ini. 

Namun, lanjut dia, Perseroan terus berkomitmen untuk meningkatkan efisiensi operasional, sehingga STAA mampu menjaga pertumbuhan profitabilitas h meskipun adanya penurunan harga CPO. Selain itu, Perseroan juga memiliki fleksibilitas dalam pemakaian porsi TBS internal atau eksternal. Dengan begitu, STAA mampu memaksimalkan profitabilitas selama terjadi penekanan harga CPO.

Edward Wijaya, Deputy Chief Financial Officer  STAA menambahkan, STAA juga berhasil menuntaskan satu corporate action sebagai bagian dari rencana ekspansi usaha, yakni mengakuisisi dua lahan kebun kelapa sawit dengan lahan seluas 6.000 hektare milik PT Hanuraba Sawit Kencana dan PT Sawit Agro Lestari yang berlokasi di Sumatera Selatan. 

"Lokasi tersebut berada dekat dengan area perkebunan STAA, sehingga dapat meningkatkan sinergi operasional perkebunan dan kapasitas produksi pabrik di wilayah tersebut," tambahnya. 

Melalui aksi akuisisi ini, maka total luasan kebun yang dikelola STAA akan meningkat menjadi 48.100 hektare termasuk Inti Plasma. Dia menilai, secara otomatis hal ini akan berdampak positif pada tingkat produksi TBS ke depannya, karena rata-rata umur tanaman yang masih berada di posisi usia muda. 

Tak berhenti sampai di situ, STAA punya komitmen untuk memiliki perkebunan tertanam seluas 60.000 hektare pada tahun 2025. Kini, pihaknya tengah menjajaki beberapa potensi akuisisi untuk menambah luas perkebunan tertanam Perseroan. 

Baca Juga: Kerek Kapasitas Produksi, Mahkota Group Yakin Kinerja Akan Meningkat pada 2023

“Perseroan masih dalam tahap due dilligence atas kebun-kebun tersebut, dengan tetap mengusung visi Perseroan yakni menjadi perusahaan perkebunan terkemuka dan berkelanjutan,” sebut dia. 

Sekedar informasi, total aset STAA per 30 September 2022 berhasil meningkat menjadi Rp 7,05 triliun dibandingkan dengan posisi akhir tahun 2021 sebesar Rp 5,85 triliun. Total ekuitas STAA juga meningkat dari Rp 3,09 triliun menjadi Rp 4,36 triliun per 30 September 2022.

Di sisi lain, total liabilitas STAA berhasil turun menjadi Rp 2,68 triliun per 30 September 2022, dibandingkan dengan posisi akhir 2021 sebesar Rp 2,76 triliun, yang disebabkan oleh penurunan hutang bank jangka panjang Perseroan sebesar Rp 376 miliar dari Rp 1,78 triliun menjadi Rp 1,41 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tendi Mahadi