Sumber Tani Agung (STAA) Merealisasikan Ekspansi Produk Hilir Sawit



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten perkebunan kelapa sawit, PT Sumber Tani Agung Resources Tbk (STAA) mulai merealisasikan ekspansinya pada hilirisasi produk sawit. Ini seiring dengan rencana penggunaan dana IPO perseroan untuk pembangunan industri hilir anak usaha PT Sumber Tani Agung Oils & Fats (STAOF) di atas lahan 42,6 Ha.

Head of Investor Relation STAA Edward Wijaya mengatakan, selama ini pihaknya sudah berfokus pada operasi hulu, maka ke depan fokus selanjutnya adalah untuk pengembangan di sektor hilir.

"Untuk itu, demi menjalankan komitmen ini, kami sudah melakukan beberapa praktik hilirisasi di industri pabrik pengolahan inti sawit, pabrik ekstraksi ampas inti sawit, hingga membangun pabrik downstream," ujarnya dalam keterangan resmi, Rabu (9/11).


Kebijakan pemerintah mengenai dorongan ekspor hasil turunan produksi minyak sawit ini cukup berdampak positif bagi pemain minyak sawit di Indonesia. Karena nilai tambah yang dimilikinya dapat digunakan untuk berbagai macam bahan utama kebutuhan sehari-hari seperti produk kosmetik, bahan makanan, sabun, dan lain-lainnya.

Baca Juga: Sumber Tani Agung (STAA) akan Tambah Luas Kebun, Banyak Tawaran Akuisisi yang Datang

Edward menilai, hal ini dapat menambah marjin yang cukup signifikan kepada perseroan. Sebab, permintaan pasar yang selalu meningkat lantaran jumlah populasi yang juga bertambah. 

Atas rencana ini, STAA telah menjajaki pembicaraan dengan para calon mitra strategis dalam pengembangan industri hilir produk sawit secara global.

Sebagai catatan, berdasarkan laporan keuangan kuartal II 2022, beberapa klien besar STAA dengan penjualan di atas 10% dari pendapatan di antaranya PT Musim Mas, PT Pelita Agung Agrindustri, Grup Wilmar (PT Multimas Nabati Asahan dan PT Wilmar Nabati Indonesia), dan Cargill International Trading Pte Ltd.

Secara rinci, dana IPO akan digunakan untuk membangun refinery berkapasitas 2.000 MT CPO/hari, pembangunan fasilitas dermaga dan pembangunan tangki timbun berkapasitas 64.000 MT dengan target selesai di akhir tahun 2023.

Edward menjelaskan bahwa perusahaan akan fokus pada pengembangan nilai tambah produk-produk melalui hilirisasi dan diversifikasi basis pelanggan, selain tetap secara konsisten terus mengembangkan dan memperluas lahan kebun sawit melalui akuisisi strategis. Oleh karena itu, kebutuhan hingga hilirisasi harus tetap terpenuhi dari sisi hulunya.

 
STAA Chart by TradingView

Dengan rencana pertumbuhan hilirisasi, STAA juga sudah mengantisipasinya dengan ekspansi di sisi upstream-nya. “Akuisisi ini sejalan dengan salah satu strategi bisnis kami yang sudah disampaikan kepada investor publik pada saat Perseroan melakukan pencatatan saham perdana (initial public offering/IPO) di Bursa Efek Indonesia (BEI) Maret lalu,” katanya.

Perusahaan menargetkan mampu memiliki dan mengelola sekitar 60.000 hektare (Ha) kebun sawit dalam kurun waktu 3 tahun ke depan. Saat ini, perseroan memiliki 15 perkebunan sawit dengan total luas lahan mencapai 48.100 Ha.

“Kami memprioritaskan ekspansi bisnis melalui skema akuisisi strategis dengan mengakuisisi perkebunan yang sudah ada sehingga tidak perlu membuka lahan baru. Strategi ini mampu mengembangkan bisnis kami yang mempunyai visi berkelanjutan,” tutup Edward.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .