Sumitomo Mitsui terbitkan MTN senilai Rp 1 T



JAKARTA. Penerbitan surat utang jangka menengah atau medium term notes (MTN) semakin ramai. Kali ini, Bank Sumitomo Mitsui Indonesia menerbitkan MTN senilai Rp 1 triliun, Selasa (3/2).

Berdasarkan keterangan resmi perusahaan, surat utang tersebut diterbitkan dengan tenor tiga tahun dan kupon 9,85% per tahun. Pembayaran kupon akan dilakukan secara tiga bulanan. Adapun pembayaran bunga pertama dijadwalkan pada 3 Mei 2015.

Untuk penerbitan surat utang ini, perusahaan menunjuk tiga arranger dan agen penempatan. Yakni, PT BCA Sekuritas, PT Indo Premier Securities, dan PT Nikko Securities Indonesia. Serta bertindak sebagai agen pemantau yakni PT Bank Mega.


Analis Indonesia Bond Pricing Agency (IBPA) Roby Rushandie memperkirakan pasar MTN tahun ini akan tumbuh moderat dengan total penerbitan  berkisar Rp 10 triliun hingga Rp 15 triliun. Jumlah tersebut lebih tinggi dibandingkan realisasi penerbitan 2014 lalu yang mencapai Rp 9 triliun.

Menurut Roby,  penerbitan MTN tahun ini akan disumbang oleh refinancing MTN  jatuh tempo yang mencapai Rp7 triliun."Dari segi timing, kemungkinan penerbitan MTN akan marak di semester I ini," ujar Roby.

Menurut dia,  maraknya penerbitan di semester I lantaran emiten menghindari kenaikan suku bunga bank sentral Amerika Serikat,  the Fed di semester II.  Kenaikan suku bunga the Fed akan berdampak terhadap kenaikan kupon surat utang.

"Sehingga membuat penerbitan MTN  menjadi lebih mahal lagi setelah semester 1 tahun ini, " tutur Roby.

Beberapa faktor yang mempengaruhi penerbitan MTN, kata Roby, kondisi pasar dan ketatnya likuiditas yang memicu kian kompetitifnya penyerapan dana publik. Sehingga,  emiten memilih menerbitkan MTN yang diperkirakan akan lebih menarik investor di pasar. "Karena kupon yang ditawarkan relatif lebih tinggi," tutur Roby.

Selain itu,  penerbitan MTN juga tergantung kapasitas dan kemampuan keuangan si emiten.  Biasanya, kata Robby,  emiten yang berani menerbitkan MTN merupakan perusahaan yang mempunyai kinerja keuangan dan reputasi yang baik. " Sedangkan pembelinya juga perusahaan yang sudah mengenal dengan baik," tutur dia.

Di samping itu,  perusahaan penerbit MTN biasanya memiliki kebutuhan pendanaan yang mendesak. Seperti, guna kebutuhan refinancing utang jatuh tempo ataupun membiayai kegiatan operasional sehari-hari.

"Penerbitan MTN cenderung mahal karena biaya bunga yang harus ditanggung lebih tinggi dibandingkan obligasi sehingga emiten lebih menerbitkan MTN jika ada keperluan yang mendesak saja apalagi penerbitan MTN lebih fleksibel sehingga dirasa pas," ujar dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto