JAKARTA. Satu lagi pemain bisnis properti memangkas target pra penjualan atau sales marketing. PT Kali ini giliran Summarecon Agung Tbk memangkas pra penjualan tahun 2015 sebesar 22% menjadi Rp 4,5 triliun dari target awal sebesar Rp 5,5 triliun. Alasannya, pertumbuhan ekonomi yang terus melambat serta adanya peraturan pemerintah yang menghambat bisnis properti. Michael Young, Sekretaris Perusahaan Summarecon Agung mengatakan, pemangkasan pra penjualan ini belum berdampak besar bagi pendapatan dan laba perusahaan tahun 2015.
Namun, jika ekonomi masih lesu hingga tahun mendatang maka akan menurunkan penjualan properti yang berdampak pada kinerja usaha. "Dampak laba akan terjadi di tahun 2017," kata Michael, kepada KONTAN, Jumat (18/9). Perusahaan berkode saham SMRA di Bursa Efek Indonesia (BEI) ini mencatat pendapatan sebesar Rp 2,59 triliun per semester I/2015 atau tumbuh 24% dibandingkan posisi Rp 2,09 triliun per semester I/2014. Sayangnya, pendapatan tinggi ini diiringi dengan kenaikan beban penjualan dan beban langsung sebesar Rp 1,20 triliun per semester I/2015 atau naik 18% dibandingkan Rp 1,019 triliun per semester I/2014. Rinciannya, beban penjualan sebesar Rp 121,77 miliar, beban umum dan administrasi Rp 442,56 miliar, beban operasional Rp 141,78 miliar, dan beban operasional lainnya Rp 1,31 miliar. Akibatnya, laba usaha hanya tumbuh 5,17% menjadi Rp 691,61 miliar per semester I/2015 dibandingkan posisi Rp 657,37 miliar per semester I/2014. Kemudian laba komprehensif tercatat turun 10% menjadi Rp 542,01 miliar per semester I/2015, dibandingkan Rp 606,24 miliar per semester I/2014. Michael bilang, pihaknya akan segera meluncurkan proyek Summarecon Bandung pada bulan November 2015 untuk membantu pertumbuhan bisnis. Proyek properti kawasan terpadu atau mixed use ini bakal berdiri di atas lahan seluas 300 hektare (ha) "Tahap awal, kami akan meluncurkan perumahan di Summarecon Bandung dengan harga di bawah Rp 2 miliar," tambahnya. Perumahan ini memiliki 600 unit dengan dua tipe yakni 120 meter persegi (m2) dan 150 m2. Selain perumahan, SMRA akan mendirikan properti lain di daerah Jawa Barat ini, namun ia belum dapat menyampaikan detail proyek tersebut. Sebelumnya, SMRA menyiapkan dana sebesar Rp 500 miliar untuk pembangunan Summarecon Bandung. Dana ini alokasi belanja modal perusahaan tahun ini yang dipatok sebesar Rp 3 triliun.
Sumber pendanaan berasal dari kombinasi pinjaman dan kas internal. Menurut Michael, proyek Summarecon Bandung bisa dikembangkan untuk jangka waktu sampai sepuluh tahun. Lanjutnya, selain meluncurkan proyek di Bandung, perusahaan akan tetap menjual apartemen karena akan ada apartemen dengan konsep baru untuk meningkatkan pendapatan. Sedangkan pendapatan lain dari pendapatan berulang atau
recurring income belum akan digenjot, karena pendapatan ini membutuhkan waktu untuk membangun aset, sementara belum ada aset baru yang dibangun. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Havid Vebri