Summarecon Agung (SMRA) Bidik Marketing Sales Rp 5 Triliun pada Tahun 2023



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Summarecon Agung Tbk (SMRA) memasang target prapenjualan (marketing sales) yang konservatif tahun ini. Emiten properti ini membidik marketing sales sebesar Rp 5 triliun.

Sekretaris Perusahaan SMRA Jemmy Kusnadi mengatakan, target tahun ini mengandalkan dari proyek-proyek eksisting.

"Kami proyeksikan kontributor terbesar masih dari segmen landed house," ujarnya kepada Kontan.co.id, Rabu (8/2).


Meskipun mengandalkan proyek eksisting, SMRA masih akan melanjutkan pengembangan proyek eksisting dengan melakukan akuisisi lahan pada proyek-proyek yang sudah ada. Oleh sebab itu, perseroan menganggarkan belanja modal (capital expenditure/capex) sebesar Rp Rp 700 miliar di 2023. Dana tersebut meningkat 11% dari anggaran tahun lalu.

Baca Juga: Matahari Putra Prima (MPPA) Ekspansi Gerai Sambil Genjot Penjualan Online pada 2023

Selain mengandalkan penjualan properti, tahun ini SMRA juga akan mendorong segmen pendapatan berulang. Karenanya, sebagian capex juga dialokasikan untuk properti investasi guna mengembangkan proyek pusat perbelanjaan di Summarecon Mall Bandung dan Summarecon Villaggio di Karawang.

"Pembangunan pusat perbelanjaan di Karawang dan Bandung dalam rangka memperkuat portofolio bisnis properti investasi kami," terangnya.

Maklum, pusat perbelanjaan menjadi kontributor utama pendapatan berulang SMRA. Pada kuartal III 2022, segmen mall dan retail dari pihak berelasi menyumbang pendapatan sebesar Rp 20,56 miliar atau tumbuh 24,53% YoY ditambah dari pihak ketiga sebesar Rp 959,21 miliar yang tumbuh 83,35% YoY.

Adapun total kontribusi properti investasi SMRA sebesar Rp 1,05 triliun. Angka itu tumbuh 75,45% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 599,57 miliar.

"Kontribusi pendapatan berulang di tahun ini diperkirakan sebesar 25%-27% dari total pendapatan perseroan," katanya.

Sementara itu, untuk target kinerja tahun ini Jemmy bilang perseroan menargetkan pertumbuhan pendapatan dan laba bersih sebesar 10%.

Berdasarkan laporan keuangan per 30 September 2022, SMRA mencatatkan pendapatan bersih sebesar Rp 4,21 triliun atau meningkat 11,13% dibandingkan periode yang sama pada tahun lalu (YoY) sebesar Rp 3,78 triliun.

Dari bottom line, SMRA mencatatkan laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp309,67 miliar. Capaian tersebut melesat 81,69% YoY sebesar Rp 234,26 miliar.

Baca Juga: Saham Emiten Batubara Mulai Melandai, Simak Prospek dan Rekomendasinya

Pergerakan saham

Pada penutupan perdagangan Kamis (9/2), harga SMRA turun 3,12% ke level Rp 620. Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana menilai selama SMRA belum mampu break resistance-nya, maka SMRA rawan koreksi dalam jangka pendek.

"Nampak dari MACD yang melandai dan Stochastic yang sideways dan masuk ke area netral," katanya.

Ia pun merekomendasikan buy on weakness SMRA dengan support di Rp 615. Sementara resistance pada area Rp 655.

 
SMRA Chart by TradingView

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tendi Mahadi