KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Potensi bisnis properti di kota Makasar sangat menarik berdasarkan pandangan PT Summarecon Agung Tbk (SMRA). Itu sebabnya perusahaan akhirnya memutuskan untuk ekspansi ke kota Angin Mamiri untuk mengembangkan proyek terpadu. SMRA akan meluncurkan proyek kota terpadu bertajuk Summarecon Mutiara Makassar di lahan seluas 400 hektare (ha). Tahap pertama, akan diluncurkan dua klaster hunian pada 30 November 2018 mendatang dengan harga mulai Rp 800 jutaan - Rp 2,2 miliar per unitnya. Summarecon Mutiara Makassar menjadi proyek kota terpadu pertama di luar Pulau Jawa yang akan dikembangkan oleh SMRA. Selama ini, pengembang ini hanya fokus di wilayah Jakarta dan sekitar dengan lima pengembangan kota yakni Summarecon Kelapa Gading, Summarecon Serpong, Summarecon Bekasi, Summarecon Emerald Karawang, dan Summarecon Bandung. Perusahaan milik Taipan Soetjipto Nagaria ini yakin dengan potensi kota Makassar pertumbuhan ekonomi kota tersebut sangat tinggi, perkerbangan pernerbangannya cukup tinggi dan pemerintah juga tengah gencar melakukan pembangunan infrastruktur di sana. "Untuk melihat indikator kemajuan suatu kota bisa dilihat dari sisi penerbangannya. Jumlah penumpang Bandara Internasional Hasanuddin berada di posisi tertinggi keempat di Indonesia saat ini. Sementara pertumbuhan ekonominya Makassar selalu di atas pertumbuhan nasional." jelas Sharif Benjamin, Direktur Summarecon, Kamis (22/11). Saat ini pengembangan infrastruktur yang sedang berjalan di Makassar dinataranya pembangunan new port Makassar, perluasan Bandara Hasanuddin, dan pembangunan Trans Sulawesi. Summarecon meyakini proyek-proyek infrastruktur tersebut akan semakin mendorong pertumbuhan ekonomi kota tersebut. Dalam memuluskan pengembangan Summarecon Mutiara Makassar, SMRA memilih melakukan kerjasama patungan atau Joint venture (JV) dengan pengembang lokal yakni Mutiara Group sebagai pemilik lahan. Joint Venture dianggap akan lebih memuluskan pengembangan proyek tersebut dibanding hanya sekedar kerjasama operasi. "Joint Operation itu ibarat serumah tanpa ikatan. Kalau JV ada ikatan pernikahan yang bisa mempercepat pertumbuhan. Lagipula berdasarkan riset Konsultan Herwawan Kertajaya, orang Makassar akan lebih nyaman tinggal di hunian yang dikembangkan bersama-sama antara pengembang nasioanal dan lokal dibandingkan hanya dikembangkan oleh pengembang nasional." jelas Benjamin. Saat awal pembentukan JV tahun 2014, jumlah lahan yang dimiliki hanya 150 ha. Namun, kemudian berkembang menjadi 400 ha hingga saat ini. Kota Mandiri ini direncanakan akan dibangun minimal dalam jangka waktu 10 tahun. Hingga saat ini, Summarecon Agung telah menggelontorkan investasi Rp 200 miliar untuk pengembangan infrastruktur, club house, rumah contoh, dan lain-lain untuk proyek anyar ini. Sebelumnya, perusahaan ini menyebutkan akan menyiapkan Rp 500 miliar untuk investasi awal pengembangan Summarecon Mutiara Makassar. Sementara Adrianto P Adhi, Presiden Direktur SMRA mengungkapkan, pihaknya sangat optimis dengan pengembangan proyek tersebut karena respon pasar cukup bagus berdasarkan test pasar yang dilakukan pada 15 November 2018 lalu. "Bisnis properti ada tanda rebound. Harapan kami semoga kita dapat menjalankan proyek ini dengan sukses dan menjadi tolak ukur yang bagus buat industri properti ke depan," katanya. Summarecon Mutiara Makassar akan dikembangkan Aeroport City. Maklum, proyek ini akan memiliki 4 kilometer (km) dari Bandara dan 5 km dari Makassar New Port. Kawasan ini akan menempel pada rencana pengembangan kota baru Makassar seluas 1.500 ha. Dua klaster pertama yang akan diluncurkan di Summarecon Mutiara ini akan dinamai Jade Residence dengan total 160 unit dan klaster Beryl 232 unit. Tahap pertama, hanya akan dirilis 36 unit di klaster Jade dan 45 unit di klaster Beryl. Semua rumah yang ditawarkan dua tingkat dengan luas tanha mulai 87,5 m2 hingga 162 m2. Setelah peluncuran klaster baru tahap awal, di Summarecon Mutiara juga akan dibangun pusat perkulakan tahun depan seluas 15 ha. Ini akan jadi pusat perdagangan seperti produk-produk furniture, bursa mobil, pusat oleh-oleh. "Banyak orang datang ke Makasar dari wilayah timur belanja untuk dijual kembali. Kami akan bangun pusat perkualakan untuk mengakomodasi itu. Sudah ada beberapa perusahaan yang berkomitmen mau masuk, salah satunya Krisna yang akan mengembangkan pusat oleh-oleh." kata Adhi.
Summarecon akan bangun Aeroport City di Makassar seluas 400 Ha
KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Potensi bisnis properti di kota Makasar sangat menarik berdasarkan pandangan PT Summarecon Agung Tbk (SMRA). Itu sebabnya perusahaan akhirnya memutuskan untuk ekspansi ke kota Angin Mamiri untuk mengembangkan proyek terpadu. SMRA akan meluncurkan proyek kota terpadu bertajuk Summarecon Mutiara Makassar di lahan seluas 400 hektare (ha). Tahap pertama, akan diluncurkan dua klaster hunian pada 30 November 2018 mendatang dengan harga mulai Rp 800 jutaan - Rp 2,2 miliar per unitnya. Summarecon Mutiara Makassar menjadi proyek kota terpadu pertama di luar Pulau Jawa yang akan dikembangkan oleh SMRA. Selama ini, pengembang ini hanya fokus di wilayah Jakarta dan sekitar dengan lima pengembangan kota yakni Summarecon Kelapa Gading, Summarecon Serpong, Summarecon Bekasi, Summarecon Emerald Karawang, dan Summarecon Bandung. Perusahaan milik Taipan Soetjipto Nagaria ini yakin dengan potensi kota Makassar pertumbuhan ekonomi kota tersebut sangat tinggi, perkerbangan pernerbangannya cukup tinggi dan pemerintah juga tengah gencar melakukan pembangunan infrastruktur di sana. "Untuk melihat indikator kemajuan suatu kota bisa dilihat dari sisi penerbangannya. Jumlah penumpang Bandara Internasional Hasanuddin berada di posisi tertinggi keempat di Indonesia saat ini. Sementara pertumbuhan ekonominya Makassar selalu di atas pertumbuhan nasional." jelas Sharif Benjamin, Direktur Summarecon, Kamis (22/11). Saat ini pengembangan infrastruktur yang sedang berjalan di Makassar dinataranya pembangunan new port Makassar, perluasan Bandara Hasanuddin, dan pembangunan Trans Sulawesi. Summarecon meyakini proyek-proyek infrastruktur tersebut akan semakin mendorong pertumbuhan ekonomi kota tersebut. Dalam memuluskan pengembangan Summarecon Mutiara Makassar, SMRA memilih melakukan kerjasama patungan atau Joint venture (JV) dengan pengembang lokal yakni Mutiara Group sebagai pemilik lahan. Joint Venture dianggap akan lebih memuluskan pengembangan proyek tersebut dibanding hanya sekedar kerjasama operasi. "Joint Operation itu ibarat serumah tanpa ikatan. Kalau JV ada ikatan pernikahan yang bisa mempercepat pertumbuhan. Lagipula berdasarkan riset Konsultan Herwawan Kertajaya, orang Makassar akan lebih nyaman tinggal di hunian yang dikembangkan bersama-sama antara pengembang nasioanal dan lokal dibandingkan hanya dikembangkan oleh pengembang nasional." jelas Benjamin. Saat awal pembentukan JV tahun 2014, jumlah lahan yang dimiliki hanya 150 ha. Namun, kemudian berkembang menjadi 400 ha hingga saat ini. Kota Mandiri ini direncanakan akan dibangun minimal dalam jangka waktu 10 tahun. Hingga saat ini, Summarecon Agung telah menggelontorkan investasi Rp 200 miliar untuk pengembangan infrastruktur, club house, rumah contoh, dan lain-lain untuk proyek anyar ini. Sebelumnya, perusahaan ini menyebutkan akan menyiapkan Rp 500 miliar untuk investasi awal pengembangan Summarecon Mutiara Makassar. Sementara Adrianto P Adhi, Presiden Direktur SMRA mengungkapkan, pihaknya sangat optimis dengan pengembangan proyek tersebut karena respon pasar cukup bagus berdasarkan test pasar yang dilakukan pada 15 November 2018 lalu. "Bisnis properti ada tanda rebound. Harapan kami semoga kita dapat menjalankan proyek ini dengan sukses dan menjadi tolak ukur yang bagus buat industri properti ke depan," katanya. Summarecon Mutiara Makassar akan dikembangkan Aeroport City. Maklum, proyek ini akan memiliki 4 kilometer (km) dari Bandara dan 5 km dari Makassar New Port. Kawasan ini akan menempel pada rencana pengembangan kota baru Makassar seluas 1.500 ha. Dua klaster pertama yang akan diluncurkan di Summarecon Mutiara ini akan dinamai Jade Residence dengan total 160 unit dan klaster Beryl 232 unit. Tahap pertama, hanya akan dirilis 36 unit di klaster Jade dan 45 unit di klaster Beryl. Semua rumah yang ditawarkan dua tingkat dengan luas tanha mulai 87,5 m2 hingga 162 m2. Setelah peluncuran klaster baru tahap awal, di Summarecon Mutiara juga akan dibangun pusat perkulakan tahun depan seluas 15 ha. Ini akan jadi pusat perdagangan seperti produk-produk furniture, bursa mobil, pusat oleh-oleh. "Banyak orang datang ke Makasar dari wilayah timur belanja untuk dijual kembali. Kami akan bangun pusat perkualakan untuk mengakomodasi itu. Sudah ada beberapa perusahaan yang berkomitmen mau masuk, salah satunya Krisna yang akan mengembangkan pusat oleh-oleh." kata Adhi.