Summarecon bebaskan lahan Gedebage Rp 1 triliun



JAKARTA. PT Summarecon Agung Tbk mulai membebaskan lahan di Gedebage, Bandung, Jawa Barat. Lahan ini akan digunakan untuk proyek kota terpadu bernama Summarecon Bandung Gedebage. Perusahaan ini menganggarkan dana Rp 1 triliun untuk mengakuisisi lahan seluas 300 hektare (ha) di wilayah ini.

Seluruh dana pembebasan lahan berasal dari kas internal. "Kami enggak melakukan pinjaman perbankan karena untuk pembebasan lahan kan enggak boleh pinjam," ujar Johanes Mardjuki, Direktur Utama Summarecon Agung Selasa (19/8) kemarin.

Berdasarkan laporan keuangan Summarecon per 31 Desember 2013, perusahaan ini masih memiliki kas dan setara kas Rp 2,54 triliun. Sementara kas dan setara kas per 30 Juni 2014 adalah Rp 2,34 triliun.


Meski harus merogoh kocek dalam hanya untuk pembebasan lahan saja, Summarecon optimistis proyek itu bisa mendatangkan cuan menggiurkan. Johanes menaksir, nilai pasar Summarecon Bandung Gedebage jika rampung dibangun bisa mencapai Rp 20 triliun–Rp 30 triliun.

Dus, Summarecon tak ragu mencari pendanaan dengan cara menerbitkan surat utang baru untuk membiayai pembangunan proyek itu. "Kemungkinan tahun ini, tapi kami juga masih punya sisa obligasi tahun lalu Rp 1,4 triliun," terang Johanes.

Pada tahap awal pembangunan Summarecon Bandung Gedebage, perusahaan berkode SMRA di Bursa Efek Indonesia ini berencana membangun dua klaster perumahan. Setelah itu, barulah masuk tahap pembangunan pusat perbelanjaan, area komersial, perkantoran, dan apartemen.

Namun, Summarecon Bandung Gedebage bukan satu-satunya pekerjaan rumah Summarecon. Hingga akhir tahun nanti ada tiga agenda lain perusahaan. Pertama, melanjutkan penjualan proyek apartemen The Kensington Apartemen Summarecon Kelapa Gading dan The Springlake Apartemen Summarecon Bekasi.

Kedua, meneruskan pembebasan lahan dan memulai pembangunan hotel di Jimbaran, Bali. Asal tahu saja, hingga akhir semester I-2014, Summarecon telah membelanjakan Rp 600 miliar dari total belanja modal Rp 1,5 triliun pada tahun ini. Dana tersebut digunakan untuk membebaskan lahan hotel di Jimbaran tersebut.

Ketiga, membangun proyek hotel lain di Pulau Dewata. Untuk mendanai aksi ini, Summarecon berencana kembali menarik fasilitas pinjaman berjangka miliknya sebesar Rp 300 miliar dan menggunakan dana penawaran umum berkelanjutan yang sudah dikantongi perseroan sebesar Rp 500 miliar. Sayangnya dengan alasan masih dalam tahap pertimbangan, Johanes belum mau merinci bidikan lokasinya di Bali tersebut.

Sebagai catatan, dari Januari hingga Juni 2014, Summarecon mencatatkan penurunan laba periode berjalan sebanyak 11,45% menjadi Rp 539,25 miliar. Padahal pendapatan perusahaan pada periode ini masih tumbuh meski tipis, yakni 2,76% menjadi Rp 1,98 triliun. Kontributor pendapatan terbesar adalah pengembangan properti yakni Rp 1,305 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Anastasia Lilin Yuliantina