JAKARTA. PT Summarecon Agung Tbk (SMRA) tampaknya semakin mantap untuk berekspansi ke luar pulau Jawa. Pada 17 Februari lalu, SMRA melalui anak usahanya PT Selaras Maju Mandiri (SMM) mengakuisisi PT Sinergi Mutiara Cemerlang (SMC) senilai Rp 310,75 miliar. Yong King Ching, Direktur dan Sekretaris Perusahaan SMRA dalam keterbukaan, Jumat (20/2) mengatakan anak usahanya SMM membeli 162.180 saham SMC dari Elite Filed Investment Limited. Itu setara dengan 51% saham seri A yang dikeluarkan SMC. SMC merupakan perusahaan properti asal Sulawesi. Yong bilang, SMRA tertarik mengakuisisi SMC untuk mendukung rencana perseroan ekspasi ke luar pulau Jawa. “Kita ingin ekspansi ke Sulawesi,” kata Yong pada KONTAN, Jumat (20/2). SMRA tertarik mengakuisisi SMC karena perusahaan properti asal Sulawesi itu memiliki lahan yang sangat potensial untuk dikembangkan dalam jangka panjang. Yong mengatakan, dalam jangka pendek perseroan hanya akan mengakuisisi lahan saja. Sementara untuk pengembangkan akan dilakukan untuk rencana jangka panjang. Tahun ini, SMRA akan mengakuisis 150 ha lahan SMC. Ini merupakan akuisisi tahap pertama. Yong bilang, akuisisi akan dilakukan secara bertahap. “Untuk Tahap berikutnya masih belum kita hitung,” ujarnya. Saat ini, SMRA masih memiliki cadangan lahan yang cukup banyak berkisar 1.200 hektare yang terdapat di Bekasi, Kelapa Gading, Serpong, dan Bandung. Kendati demikian, perseroan terus berencana melakukan akuisisi lahan di lokasi-lokasi strategis baik di pulau Jawa maupun luar Jawa. Pasalnya, lahan di jabodetabek semakin sempit dan harga tanah di lokasi-lokasi strategis semakin membumbung. Di wilayah Jawa, SMRA mengincar Bandung dan Jogja. Sedangkan untuk wilayah luar Jawa, Summarecon melirik daerah Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi. SMRA menganggarkan dana investasi sebesar Rp 990 miliar untuk menyukseskan rencana akusisi lahan di wilayah-wilayah tersebut. Dana investasi tersebut berasal dari penerbitan obligasi SMRA sebesar Rp 1,1 triliun yang diterbitkan pada tahun ini. Proses akusisi lahan sendiri sudah dilakukan sejak tahun lalu dan akan dilanjutkan hingga tahun 2015 nanti. Di Bandung, SMRA akan segera merilis kota mandiri atau superblock pada awal april mendatang. Proyek tersebut berdiri di atas lahan seluas 300 ha. Perseroan telah menyiapkan dana Rp 500 miliar untuk kelancaran pembangunan proyek tersebut. Menurut Michael, proyek Summarecon Bandung bisa dikembangkan untuk jangka waktu sampai sepuluh tahun. Yang jelas, proyek Summarecon Bandung ini bisa menjadi salah satu sumber pundi-pundi SMRA untuk membidik target pra penjualan atau marketing sales Rp 5,5 triliun sampai akhir tahun ini. “Tahun ini, penjulan sumarecon Bandung ditargetkan Rp 800 miliar,” ujarnya. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Summarecon mantapkan rencana ekspansi ke Sulawesi
JAKARTA. PT Summarecon Agung Tbk (SMRA) tampaknya semakin mantap untuk berekspansi ke luar pulau Jawa. Pada 17 Februari lalu, SMRA melalui anak usahanya PT Selaras Maju Mandiri (SMM) mengakuisisi PT Sinergi Mutiara Cemerlang (SMC) senilai Rp 310,75 miliar. Yong King Ching, Direktur dan Sekretaris Perusahaan SMRA dalam keterbukaan, Jumat (20/2) mengatakan anak usahanya SMM membeli 162.180 saham SMC dari Elite Filed Investment Limited. Itu setara dengan 51% saham seri A yang dikeluarkan SMC. SMC merupakan perusahaan properti asal Sulawesi. Yong bilang, SMRA tertarik mengakuisisi SMC untuk mendukung rencana perseroan ekspasi ke luar pulau Jawa. “Kita ingin ekspansi ke Sulawesi,” kata Yong pada KONTAN, Jumat (20/2). SMRA tertarik mengakuisisi SMC karena perusahaan properti asal Sulawesi itu memiliki lahan yang sangat potensial untuk dikembangkan dalam jangka panjang. Yong mengatakan, dalam jangka pendek perseroan hanya akan mengakuisisi lahan saja. Sementara untuk pengembangkan akan dilakukan untuk rencana jangka panjang. Tahun ini, SMRA akan mengakuisis 150 ha lahan SMC. Ini merupakan akuisisi tahap pertama. Yong bilang, akuisisi akan dilakukan secara bertahap. “Untuk Tahap berikutnya masih belum kita hitung,” ujarnya. Saat ini, SMRA masih memiliki cadangan lahan yang cukup banyak berkisar 1.200 hektare yang terdapat di Bekasi, Kelapa Gading, Serpong, dan Bandung. Kendati demikian, perseroan terus berencana melakukan akuisisi lahan di lokasi-lokasi strategis baik di pulau Jawa maupun luar Jawa. Pasalnya, lahan di jabodetabek semakin sempit dan harga tanah di lokasi-lokasi strategis semakin membumbung. Di wilayah Jawa, SMRA mengincar Bandung dan Jogja. Sedangkan untuk wilayah luar Jawa, Summarecon melirik daerah Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi. SMRA menganggarkan dana investasi sebesar Rp 990 miliar untuk menyukseskan rencana akusisi lahan di wilayah-wilayah tersebut. Dana investasi tersebut berasal dari penerbitan obligasi SMRA sebesar Rp 1,1 triliun yang diterbitkan pada tahun ini. Proses akusisi lahan sendiri sudah dilakukan sejak tahun lalu dan akan dilanjutkan hingga tahun 2015 nanti. Di Bandung, SMRA akan segera merilis kota mandiri atau superblock pada awal april mendatang. Proyek tersebut berdiri di atas lahan seluas 300 ha. Perseroan telah menyiapkan dana Rp 500 miliar untuk kelancaran pembangunan proyek tersebut. Menurut Michael, proyek Summarecon Bandung bisa dikembangkan untuk jangka waktu sampai sepuluh tahun. Yang jelas, proyek Summarecon Bandung ini bisa menjadi salah satu sumber pundi-pundi SMRA untuk membidik target pra penjualan atau marketing sales Rp 5,5 triliun sampai akhir tahun ini. “Tahun ini, penjulan sumarecon Bandung ditargetkan Rp 800 miliar,” ujarnya. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News