JAKARTA. Perusahaan pengembang, PT Summarecon Agung Tbk (
SMRA) optimis bisa mencapai target pra-penjualan yang dipatok tahun ini yakni Rp 4,5 triliun. Pasalnya proyek-proyek yang diluncurkan perseroan diterima masyarakat. Per akhir Juli 2016, Summarecon Agung sudah mengantongi pra penjualan sebesar Rp 1,9 triliun atau 42,2% dari target. Untuk mencapai target tersebut, SMRA akan meluncurkan beberapa proyek baru di semester II ini. Adrianto P Adhi, Direktur Utama SMRA mengatakan pada pertengahan September ini pihaknya akan merilis pengembangan proyek baru lagi di Serpong bertajuk Rainbow Condovilla di Summarecon Serpong.
"Kami akan buka 5 blok sebanyak 100 unit yang akan dilauncing pada 17 September ini," katanya pada KONTAN, Selasa (6/9). Rainbow Condovilla dibanderol dengan harga mulai Rp 1,2 miliar - Rp 2,2 miliar. Dengan begitu, perseroan berpeluang mengantongi penjualan sekiatar Rp 120 miliar-Rp 220 miliar dari proyek ini. Sementara pada akhir Juli lalu, SMRA telah merilis satu kluster perumahan bertajuk Thomson dengan harga dibawah Rp 2 miliar. Meski baru diluncurkan dua bulan, Adri bilang saat perseroan telah berhasil menjual 229 unit dari rencana pengembangan 375 unit. Kluster Thomson merupakan kluster kedua yang dirilis tahun ini setelah Kluster Tesla sebanyak 406 unit yang diluncurkan pada akuartal II lalu . Kluster pertama ini dibanderol dengan harga sekitar Rp 1,2 miliar - Rp 2 miliar dan seluruhnya sudah ludes terjual. Optimisme SMRA bisa menncapai target pra penjualan atau marketing sales tahun ini lantara proyek-proyek yang diluncurkan perseroan sangat diterima masyarakat. "Kita memang saat ini sedang fokus di segmen menengah dan jualan kita semua laku," ujarnya. Bahkan proyek komersial bertajuk Kios The Springlake di Sumarrecon Bekasi yang dirilis pada Agustus lalu sebanyak Rp 72 unit sudah juga sudah habis terjual. Proyek tersebut dijual dengan harga dibawah Rp 1 miliar. Ke depan, SMRA juga berencana meluncurkan proyek baru di Sumarrecon Karawang dan Bandung jika proses perizinannya sudah rampung. Hanya saja, Adri belum bersedia menjelaskan lebih rinci mengenai proyek yang akan diluncurkan di dua kawasan tersebut. Di Karawang, SMRA telah memasarkan satu kluster hunian bertajuk Advani sebanyak 254 unit pada Juni lalu. Rumah tersebut dijual dengan harga Rp 690 juta- 1,4 miliar dan juga telah habis terjual. Sementara di Bandung, pengembang ini telah merilis dua kluster perumahan klaster Btari dan kluster Amanda lebih dari 400 unit rumah yang dibanderol dengan harga Rp 1,9 miliar- Rp 4 miliar.
Adri memandang prospek industri properti ke depan akan semakin membaik seiring dengan banyaknya kebijakan pemerintah yang mendukung industri tersebut meulai dari penurunan PPh penjualan dari 5% menjadi 2% dan relaksaksi kebijakan pembiayaan pembelian rumah. Saat ini, SMRA juga masih menantikan kepastian terkait aturan Dana Investasi Real Estate (DIRE) yang akan menjadi sentimen positif baru lagi bagi industri properti. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Sanny Cicilia