JAKARTA. Ekspansi bisnis PT Summarecon Agung Tbk (SMRA) di luar kawasan Jabodetabek mulai terealisasi. Pengembang yang mekar di kawasan Kepala Gading ini segera merilis kota mandiri anyar. Proyek baru ini bernama Summarecon Bandung. "Kami akan meluncurkan proyek tersebut di akhir kuartal pertama tahun ini," kata Michael Yong, Sekretaris Perusahaan Summarecon Agung kepada KONTAN, Jumat (16/1). Proyek properti kawasan terpadu atau mixed use ini bakal berdiri di atas lahan seluas 300 hektare (ha). Summarecon sudah menyiapkan dana Rp 500 miliar untuk kelancaran pembangunan Summarecon Bandung ini.
Dana tersebut dari alokasi belanja modal perusahaan tahun ini yang dipatok sebesar Rp 3 triliun. Sumber dana tersebut dari kombinasi pinjaman dan kas internal. Menurut Michael, proyek Summarecon Bandung bisa dikembangkan untuk jangka waktu sampai sepuluh tahun . "Khusus tahun ini, kami menargetkan penjualan sekitar Rp 800 miliar dari Summarecon Bandung." ucapnya. Summarecon optimistis proyek anyarnya ini bakal laris manis di pasaran. Soalnya, lokasi Summarecon Bandung cukup strategis yakni di Bandung Timur. Wilayah ini memiliki akses jalan tol ke ruas jalan tol Cipularang maupun Soekarno-Hatta, Bandung. Selain itu, pengembang ini juga telah mendapatkan izin untuk membangun akses jalan tol yang rencananya akan diselesaikan pada 2016. Sayang, Michael tidak merinci soal proyek infrastruktur ini. Yang jelas, proyek Summarecon Bandung ini bisa menjadi salah satu sumber pundi-pundi SMRA untuk membidik target pra penjualan atau marketing sales Rp 5,5 triliun sampai akhir tahun ini. Target tersebut naik sekitar 19% dibandingkan dengan perolehan marketing salas 2014 lalu yang sebesar Rp 4,6 miliar. Namun, target pendapatan penjualan tersebut tidak hanya dikejar melalui proyek Summarecon Bandung saja. Perusahaan ini masih tetap mengandalkan dari proyek properti di tiga portofolio utama, yakni Summarecon Kelapa Gading, Summarecon Bekasi, dan Summarecon Serpong. Untuk Summarecon Kelapa Gading, manajemen Summarecon memprediksi bakal meraup penjualan Rp 500 miliar. Angka ini setara dengan pendapatan dari proyek apartemen Kensington. Lantas dari proyek Summarecon Bekasi, pengembang ini menargetkan marketing sales Rp 1,5 triliun di tahun ini. Fulus bakal datang dari proyek apartemen Spring Lake, khususnya untuk tipe premium. Kemudian dari beberapa proyek perumahan di sana. Mengincar luar Jawa Sementara itu, kelanjutan pengembangan properti yang selama ini menjadi andalan perseroan ini yaitu Summarecon Serpong. Adapun targetnya bisa menyentuh pendapatan penjualan hingga Rp 2,7 triliun sampai akhir 2015. Pendapatan ini berasal dari beberapa proyek seperti perumahan Maxwell Residence, ruko Aristoteles, dan beberapa proyek hunian lainnya. Selain itu, SMRA juga masih memiliki sisa marketing sales dari peluncuran apartemen Serpong Midtown yang seharusnya dibukukan tahun lalu. Tapi proyek ini pada akhirnya justru dialihkan (carry offer) di tahun ini.
Nilainya mencapai Rp 1 triliun. "Dengan proyek-proyek ini, kami menargetkan pertumbuhan pendapatan 10%-15%. Target pertumbuhan laba bersih juga tidak begitu berbeda," pungkas Michael. Selain menggarap proyek di lahan yang sudah ada, belum ingin menambah cadangan lahan atau landbank baru. Hanya saja, Johanes Mardjuki, Presiden Direktur SMRA sebelumnya pernah bilang, pihaknya tengah membidik lahan di luar Jabodetabek. Selain Bandung, perusahaan ini juga mengincar lahan di Yogyakarta. Untuk luar Jawa, fokusnya Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi. Perusahaan ini juga ingin terus ekspansi selama ada kesempatan, baik di wilayah sekitar Jakarta ataupun luar Pulau Jawa. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Yudho Winarto