Sumur Perdana PGEO Dibor 1926, Terbukti PLTP Paling Bersih dan Tahan Hingga 100 Tahun



KONTAN.CO.ID -GARUT. Cikal bakal pengembangan pembangkit listrik panas bumi berawal dari tanah pasundan. Adalah Garut, yang menjadi proyek pertama pemerintahan Belanda untuk menemukan uap panas bumi untuk kemudian disalurkan ke turbin sehingga menjadi listrik.

Saat itu pada 1926, Belanda mulai menemukan uap di kawasan Kamojang, Jawa Barat. Sumur yang pertama mengeluarkan uap kini masih menyembur aktif ke langit. Bahkan dari pengamatan kasat mata suara dari uap yang datang dari perut bumi itu masih terlihat kencang.

Saat ini lokasi dari sumur pertama cikal-bakal industri panas bumi itu telah menjadi kawasan wisata Kamojang yang dikelola Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA). Masyarakat bisa berkunjung ke sana bersama keluarga karena keamanan dari sumur tersebut sangat aman untuk dilihat.


Lokasi sumur yang kini menjadi tempat wisata itu bisa ditempuh dalam waktu 15 menit dari PLTP Unit 5 Kamojang. Tidak seperti pembangkit umumnya yang sangat eksklusif. Pembangkit geothermal PGEO ini memang dikawasan hutan yang dipenuhi pohon pinus. Seolah pembangkit geothermal menyatu dengan masyarakat di sana.

Dengan udara yang sejuk, banyak masyarakat hilir-mudik melewati area tersebut. Komisaris Utama PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) Sarman Simanjorang mengungkapkan, sumur perdana tersebut adalah cikal-bakal dari adanya industri geothermal di Indonesia.

"Sumur ini pertama kali dibor tahun 1926, hanya dengan kedalaman 60 meter semburan ini maish konsisten. Jadi geothermal ini berkelanjutan," kata dia ke Kontan.co.id, kemarin.

Ia mengatakan, bahwa industri geothermal di Indonesia sangat menjanjikan karena bisa bertahan hampir 100 tahun dan tentu saja green energy.

General Manager PGE Area Kamojang, Rahmad Harahap menambahkan, bahwa sumur eksplorasi yang pertama dibor oleh pemerintahan Hindia-Belanda sudah hampir 100 tahun dan PGEO akan melakukan selebrasi nantinya setelah 100 tahun pada 2026 mendatang.

Lalu, setelah sumur itu dapat dan menemukan keekonomian uap untuk menggerakan turbin, maka baru pada tahun 1983 didirikan power plant geothermal pertama yang didirikan oleh Indonesia POwer unit 1-3.

Sehingga pada tahun 2026 mendatang sudah 100 tahun. Padahal untuk pembangkit lain hanya bertahan 30 tahun. "Jadi geothermal ini sudah terbukti berkelanjutan," terang dia.

Ia menjelaskan geothermal sistem itu ada tiga variabel untuk menjadi listrik panas bumi. Selain listrik dan uap, pihaknya juga menggunakan penggunaan langsung manfaat dari geothermal.

Ada beberapa contoh misalnya, pengeringan kentang, sayur, lalu sebagai inovasi membuat pembibitan menggunakan geothermal.

Rahmad mengatakan, ada decline yang terjadi di Kamojang hanya 3%. Sehingga perusahaan sangat memperhatikan reservoar untuk menjaga uap yang datang dari perut bumi. Untuk itu lingkungan di sekitar area Kamojang harus dijaga dengan menanam pohon. "Pohon ini sebagai media untuk menyerap air," ujar dia.

Selain itu, kata Rahmad, pihaknya juga merangkul masyarakat dalam pengembangan panas bumi. "Kami sangat menjaga hal-hal sosial di sini," terang dia.

Kata Rahmad, untuk sumur perdana usianya hampir 100 tahun, sementara untuk pengoperasian dari pembangkit geothermal sudah 40 tahun. Sehingga terbukti industri panas bumi bisa bertahan lebih lama dari pembangkit jenis lain.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Azis Husaini