KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah melalui Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan mengadakan lelang Surat Utang Negara (SUN) pada hari ini, Selasa (14/4). Hasil lelang ini menunjukkan minat investor terhadap pasar obligasi Indonesia belum menunjukkan perbaikan, bahkan cenderung memburuk. Sebab hanya ada penawaran masuk Rp 27,65 triliun pada lelang kali ini. Jumlah tersebut turun dibanding lelang SUN sebelumnya yang mencapai Rp 33,51 triliun. Dari jumlah penawaran yang masuk, pemerintah hanya menyerap dana sebanyak Rp 16,88 triliun. Angka tersebut sebenarnya di bawah target semula pemerintah yang sebesar Rp 20 triliun-Rp 30 triliun.
Baca Juga: Kekhawatiran penangangan corona masih menghantui investor, hasil lelang SUN turun Seri seri FR0082 menjadi seri yang paling diminati oleh para peserta. Jumlah penawaran yang masuk untuk seri acuan 10 tahun tersebut mencapai Rp 9,51 triliun. Seri ini sekaligus menjadi yang paling banyak dimenangkan oleh pemerintah, yakni sebesar Rp 8 triliun dengan
yield rata-rata tertimbang 7,96%. Hal ini sedikit berbeda dibandingkan biasanya. Pada lelang-lelang sebelumnya, seri-seri yang paling diminati merupakan seri-seri yang memiliki waktu jatuh tempo lima tahun atau lebih cepat. Direktur Asosiasi Riset dan Investasi Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus menyebut seri FR0082 menjadi yang paling banyak diburu pada lelang kali ini karena menjadi modelling portofolio obligasi. “Para investor biasanya akan seimbangkan antara seri
benchmark 5 tahun dan 10 tahun. Selain itu seri acuan 10 tahun juga memungkinkan mendapatkan imbal hasil yang lebih besar dengan volatilitas yang lebih terukur,” kata Nico kepada Kontan.co.id, Selasa (14/4).
Baca Juga: Penawaran lelang SUN turun, pemerintah menyerap dana di bawah target Sementara Head of Economic Research Pefindo Fikri C Permana menuturkan ada kemungkinan seri FR0082 menjadi yang paling banyak diburu dan dimenangkan sebagai langkah intervensi bank sentral. “Saya curiga kalau itu merupakan bentuk intervensi bank sentral, khususnya bertujuan menjaga
yield seri
benchmark 10 tahun,” ujar Fikri. Setelah seri FR0082, seri berikutnya yang paling banyak dimenangkan adalah seri FR0081 atau seri acuan 5 tahun, yakni sebesar Rp 4,15 triliun dengan
yield rata-rata 7,54%. Berikut daftar lengkap seri yang dimenangkan beserta
yield rata-ratanya: 1. SPN03200715 yang jatuh tempo pada 15 Juli 2020. Seri ini dimenangkan Rp 380 miliar dengan
yield rata-rata tertimbang 2,56% 2. SPN12210401 yang jatuh tempo pada 1 April 2021. Seri ini dimenangkan Rp 300 miliar dengan
yield rata-rata tertimbang 3,57 % 3. FR0081 yang jatuh tempo pada 15 Juni 2025. Seri ini dimenangkan Rp 4,15 triliun dengan
yield rata-rata tertimbang 7,54% 4. FR0082 yang jatuh tempo pada 15 September 2030. Seri ini dimenangkan Rp 8 triliun dengan
yield rata-rata tertimbang 7,96% 5. FR0080 yang jatuh tempo pada 15 Juni 2035. Seri ini dimenangkan Rp 2 triliun dengan
yield rata-rata tertimbang 8,21% 6. FR0083 yang jatuh tempo pada 15 April 2040. Seri ini dimenangkan Rp 1,6 triliun dengan
yield rata-rata tertimbang 8,32% 7. FR0076 yang jatuh tempo pada 15 Mei 2048. Seri ini dimenangkan Rp 450 miliar dengan
yield rata-rata tertimbang 8,42% Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Wahyu T.Rahmawati