SUN Energy Bidik Potensi PLTS Atap dari Segmen Industri



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. SUN Energy masih melihat prospek bisnis PLTS Atap yang prospektif terkhusus dari sektor komersial dan industri di sepanjang tahun ini. 

Chief Commercial Officer SUN Energy, Dion Jefferson menjelaskan, prospek bisnis PLTS Atap di 2023 masih tetap positif. Sektor industri atau manufaktur cenderung memakai listrik besar dan konstan. Sehingga masih sangat potensial untuk penggunaan energi dari PLTS Atap. 

“Di tahun ini kami tetap akan menyasar sektor industri dan luar pulau Jawa karena potensi besar di sana masih belum banyak digarap,” ujarnya kepada Kontan.co.id, Selasa (17/1). 


Baca Juga: Revisi Permen PLTS Atap Bisa Tekan Penjualan Panel Surya di Segmen Residensial

Dion menyampaikan untuk segmen lainnya yakni residensial kontribusinya sudah meningkat dua kali lipat, sebelumnya 5% kini mencapai 10%. SUN Energy menilai masih banyak potensi dari sektor residensial yang bisa digarap. Menurut data Asosiasi Energi Surya Indonesia (AESI) ada 4 juta rumah tangga yang masuk dalam kriteria potensi besar. 

Lewat peluang tersebut, SUN Energy tetap mengembangkan sektor industri dan residensial dengan target pencapaian minimal 2 kali lipat dari target 2022.

Namun, saat ini santer beredar isu pemerintah akan merevisi Peraturan Menteri (Permen) ESDM No 26 Tahun 2021 tentang PLTS Atap di mana akan meniadakan ekspor impor listrik dan penerapan sistem kuota pengembangan PLTS atap. 

Baca Juga: Ini Dampak Bila Mekanisme Ekspor Listrik PLTS Atap Dihapus

Menurut Dion, penerapan sistem kuota dalam regulasi yang sedang digodok saat ini akan menciptakan kondisi siapa cepat dia dapat atau first come first serve. “Jadi harus cepat sebelum kuota habis,” ujarnya. 

Dengan adanya tantangan revisi kebijakan tentang PLTS Atap diperkirakan permintaan tetap akan tumbuh, hanya saja kapasitas per-proyek atau per-pelanggan tidak sebanyak sebelumnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .