Sun Life Financial gandeng CIMB Niaga



Jakarta. Pasca mengakuisisi 51% saham CIMB Sun Life, PT Sun Life Financial (SLF) akan fokus memperluas jalur distribusi. Khususnya dari jalur bancassurance. SLF dipastikan bermitra dalam waktu jangka panjang dengan Bank CIMB Niaga.

Shierly Ge, Head of Marketing SLF menjelaskan, akuisisi saham tersebut juga ditandai dengan penandatangan perjanjian bancassurance baru antara SLF dengan Bank CIMB Niaga. Jangka waktu kerjasamanya selama 17 tahun dan berakhir pada tahun 2033.

Bank CIMB Niaga akan menjadi jalur distribusi utama SLF. "Artinya, SLF dapat memanfaatkan jaringan 618 kantor cabang dan 3,5 juta portofolio nasabah Bank CIMN Niaga," kata Shierly, Kamis (24/3).


Namun, SLF tetap mengandalkan agen asuransi. Malah SLF berencana menambah jumlah tenaga pemasaran.

Sebagai informasi, SLF terbilang agresif dalam menjaring agen. Perusahaan ini memiliki akademi sendiri untuk mendidik para agennya.

Belum lama ini, SLF memperkenalkan komunitas agen muda didikan SLF yakni The Brighter Gen. Lewat komunitas tersebut, agen SLF diharapkan tidak hanya jago menawarkan produk.

Namun juga dapat menjadi perencana keuangan nasabahnya. Selain itu, pembukaan kantor cabang tidak ditinggalkan.

SLF pada awal tahun ini telah membuka tiga kantor baru di Jawa Timur. Dari sejumlah aksi korporasi tersebut, perusahaan berinvestasi hingga U$ 40 juta sejak tahun 2014.

Elin Waty, Direktur Utama Sun Life Financial Indonesia menambahkan, akuisisi yang dilakukan sebagai bentuk lanjutan dari investasi SLF hingga U$ 40 juta. Di sisi lain, integrasi CIMB Sun Life di bawah merk dagang SLF Indonesia bagian dari pemenuhan kebijakan Pemerintah Indonesia mengenai kepemilikan tunggal atau single presence policy.

Kevin Strain, Presiden Sun Life Financial Asia mengaku, kebijakan kepemilikan tunggal dan menyatukan bisnis di bawah SLF Indonesia menguntungkan perusahaan. Sebab, pelayanan kepada nasabah dapat lebih baik.

“Ini merupakan kesempatan yang sangat menarik untuk memperluas serta meningkatkan bisnis kami di Indonesia yang merupakan pasar utama untuk kelangsungan pertumbuhan dan komitmen kami di Asia,” imbuh Kevin.

Transaksi ini diharapkan selesai paling lambat pada kuartal III 2016 dan saat ini masih menunggu persetujuan dari regulator sambil melengkapi syarat umum lainnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Adi Wikanto