Sun Life ingin perbesar kontribusi produk syariah



NUSA DUA. Perusahaan asuransi jiwa PT Sun Life Financial Indonesia (Sun Life) ingin memperbesar porsi syariahnya. Jika kontribusi produk asuransi syariahnya berkisar 15% dari total new business tahun lalu yang mencapai Rp 330 miliar, hingga akhir tahun 2015 nanti, perusahaan ingin menggemukkan komposisi syariahnya menjadi 20%-25%.

"Produk asuransi syariah kami semuanya unit link, berbalut investasi. Kalau tahun lalu 15%, saya berharap akhir tahun ini bisa jadi 20% atau 25%," tutur Chief Distribution Officer Sun Life, Elin Waty, baru-baru ini.

Banyaknya umat beragama Islam di Indonesia menjadi salah satu alasan utama pasar asuransi syariah masih menggiurkan. Oleh karena itu, guna mencapai target membesarkan kontribusi asuransi syariahnya, di awal kuartal II 2015, Sun Life akan menerbitkan produk unit link syariah baru.


Elin menjelaskan, awalnya launching unitlink syariah ini akan dilakukan di bulan Maret 2015. Tetapi hingga saat ini, mereka masih menunggu izin dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk menerbitkan inovasi baru ini.

"Kami sudah masukkan ke OJK, tinggal menunggu approval saja," tuturnya baru-baru ini. Sun Life sudah mempersiapkan dan melatih tenaga Sumber Daya Manusia (SDM). Ketika izin dari wasit industri keuangan, maka produk unit link syariah tersebut akan segera dipasarkan melalui jalur distribusi yang mereka miliki.

Menurutnya, masih banyak perusahaan asuransi yang hanya menduplikasi produk konvensionalnya, lalu dibentuk melalui skema syariah. Hal ini tidak akan dilakukan untuk calon produk unit link syariah yang akan diluncurkan bulan depan. Ia memastikan, produk tersebut memang diciptakan dan ditujukan untuk umat beragama Islam yang ada di tanah air.

"Kalau sekarang banyak yang mirroring. Isi produknya sama dengan konvensional, tapi dibalut syariah. Dikopi produknya. Produk (yang akan diluncurkan) ini memang untuk syariah. Unik deh," ujarnya. Tetapi, saat ini, Elin masih enggan merinci isi unit link syariah tersebut. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Hendra Gunawan