SUN masih memikat investor asing



JAKARTA. Pemerintah kembali akan kembali melelang Surat Utang Negara (SUN) pada 24 Agustus mendatang. Kali ini, Kementerian Keuangan (Kemkeu) menargetkan meraup dana segar dari masyarakat sebesar Rp 3 triliun.

Dalam lelang kali ini, ada empat seri SUN yang akan ditawarkan. Surat utang itu terdiri dari seri SPN20110811, FR0053, FR0054, dan FR0050 (lihat tabel).Semua seri yang dilelang bukan merupakan produk baru dan bersifat penawaran kembali (reopening). Seri FR0053, FR0054 dan FR0050, menjanjikan pembayaran kupon setiap 15 Januari dan 15 Juli, setiap tahunnya.

Handy Yunianto, Analis Obligasi Mandiri Sekuritas, menduga, lelang SUN kali ini bakal kebanjiran permintaan alias oversubscribe seperti lelang-lelang sebelumnya. Maklum, permintaan portofolio aset berupa obligasi pemerintah masih cukup besar.


Senada, Helmy Therik, Analis PT Andalan Artha Advisindo Sekuritas (AAA Securities) memprediksi, permintaan, baik dari investor lokal dan asing, diperkirakan bakal oversubscribe hingga dua kali lipat. Sebab, "Dari sisi yield (imbal hasil), memang masih cukup menjanjikan," kata Helmy, kemarin (22/8).

Likuiditas SPN tinggi

Helmy menduga, permintaan SUN bertenor setahun atau Surat Perbendarahaan Negara (SPN) bakal mendominasi. Ini merupakan imbas kebijakan bank sentral yang mengubah frekuensi lelang Sertifikat Bank Indonesia (SBI) dari dua minggu sekali menjadi satu bulan sekali per Juni 2010.

Memang, bila melihat dari sudut pandang yield, yang ditawarkan SPN sudah cukup mini. Dalam lelang sebelumnya (10/8), lantaran penawaran yang masuk membeludak, pemerintah cuma memberikan imbal hasil SPN 5,84%.

Dibandingkan SBI, imbal hasil SPN itu tergolong mungil. Sebab, bunga SBI yang bertenor 3 bulan mencapai 6,7% sedangkan tenor 6 bulan sebesar 6,75%.Namun, bila dibandingkan dengan yield SUN tenor pendek lainnya, misalnya FR0016, imbal hasil SPN tadi masih lebih bagus. Seri SUN yang akan jatuh tempo Agustus 2011 ini kini cuma memberi imbal hasil 5,69%.

Kata Helmy, dibandingkan US Treasury, yield yang ditawarkan SPN juga masih lebih baik. Kondisi inilah yang menyebabkan asing masih tergerak membeli SUN.Dalam lelang terakhir, respon investor pun masih sangat positif. Penawaran yang masuk mencapai Rp 17,19 triliun. Padahal, target indikatif penyerapannya hanya Rp 3 triliun. Tapi, demi melihat peluang mengambil yield rendah, akhirnya pemerintah menyerap Rp 4 triliun.

Satu hal lagi yang membuat posisi tawar pemerintah dalam menentukan yield lebih kuat, yakni target penerbitan Surat Berharga Negara (SBN) 2010 yang dipangkas Rp 15,5 triliun. Bila semula pemerintah menargetkan penerbitan SBN Rp 178 triliun, sekarang targetnya menjadi Rp 162,5 triliun.

Hingga kini, total SBN yang telah diterbitkan pemerintah mencapai Rp 145 triliun. Jadi, dalam sisa waktu 4,5 bulan ini, pemerintah tinggal mengejar target Rp 17,5 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Uji Agung Santosa