SUN seri acuan, favorit perdagangan Senin lalu



JAKARTA. Harga surat utang negara (SUN) pada penutupan perdagangan Senin (27/3) tercatat mengalami penurunan. Berdasarkan situs Indonesia Bond Pricing Agency (IBPA), indeks INDOBeX Government Clean Price turun sebesar 0,01% ke level 114,34 dibandingkan dengan penutupan hari sebelumnya.

Analis Fixed Income MNC Securities I Made Adi Saputra mengatakan, volume perdagangan mencapai Rp 18,51 triliun dari 41 seri SUN. Perdagangan seri acuan mencapai Rp 11,59 triliun atau mencapai 61%.

Menurut Made, volume transaksi Senin lalu cukup ramai dibanding akhir pekan. Transaksi tinggi ditopang lelang SUN yang digelar pemerintah. 


Ada dua seri SUN yang paling aktif diperdagangkan yaitu FR0059 dengan nilai Rp 5,77 triliun dari 190 kali transaksi di harga rata-rata 99,18%. Lalu seri FR0072 senilai Rp 4,31 triliun dari 122 kali transaksi di harga rata-rata 104,85%. 

Sementara itu dari perdagangan obligasi korporasi, volume perdagangan yang dilaporkan senilai Rp 469,80 miliar dari 27 seri obligasi korporasi yang diperdagangkan.

Obligasi Berkelanjutan II Medco Energi Internasional Tahap II Tahun 2016 Seri A (MEDC02ACN2) menjadi obligasi korporasi dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp83 miliar dari 3 kali transaksi di harga rata - rata 100,25% yang diikuti oleh perdagangan Obligasi Berkelanjutan I Telkom Tahap I Tahun 2015 Seri D (TLKM01DCN1) senilai Rp60 miliar dari 2 kali transaksi di harga rata - rata 113,25%.

Sedangkan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika ditutup menguat sebesar 17,00 pts pada level 13.310 per dollar Amerika. Bergerak menguat sepanjang sesi perdagangan pada kisaran 13.295 hingga 13.320 per dollar Amerika.

Penguatan nilai tukar rupiah terjadi seiring dengan penguatan mata uang regional yang dipimpin oleh Yen Jepang (JPY) dan Won Korea Selatan (KRW) di tengah melemahnya mata uang dollar Amerika terhadap mata uang utama dunia setelah ditundanya pengambilan keputusan kebijakan layanan kesehatan dari pemerintah Presiden Trump guna menggantikan paket kebijakan layanan kesehatan Presiden Obama.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sanny Cicilia