JAKARTA. Pilihan ladang investasi bagi investor ritel maupun korporasi bakal bertambah. Oktober nanti, pemerintah bakal menerbitkan obligasi alias Surat Utang Negara (SUN) berdenominasi dollar Amerika Serikat (AS) di pasar domestik. Target nilai penerbitan SUN ini sebesar US$ 250 juta atau sekitar Rp 3 triliun. Ini merupakan penerbitan SUN dollar kedua di pasar domestik tahun ini. Pada 10 Maret lalu, pemerintah juga menjual surat utang sejenis. Waktu itu, pemerintah memberikan imbal hasil 2,77%-2,8% per tahun (
lihat tabel). Robert Pakpahan, Direktorat Jendral Pengelolaan Utang Kementerian Keuangan masih merahasiakan imbal hasil atau
yield yang akan ditawarkan Oktober nanti. "Yang jelas, tenornya tiga tahun," ujar Robert, akhir pekan lalu (11/7).
Ekonom Samuel Asset Managemen, Lana Soelistyaningsih, memperkirakan, SUN valas tersebut akan memberikan imbal hasil yang lebih besar dibandingkan dengan SUN valas domestik sebelumnya.
Catatan saja, saat ini,
yield SUN valas domestik yang terbit Maret lalu adalah sekitar 2,308%. Jika benar imbal hasil SUN valas baru ini lebih tinggi, tentu cukup menarik bagi para deposan pemilik dana valas.
Asal tahu saja, menurut data Pusat Informasi Pasar Uang (PIPU) Bank Indonesia, Jumat lalu (11/7), deposito valas perbankan di dalam negeri rata-rata hanya memberikan bunga sekitar 1%-2,5% per tahun, tergantung jangka waktunya.
Melihat gambaran pasar yang seperti itu, Ekonom Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Doddy Ariefianto meyakini, SUN valas domestik ini bakal laris. Apalagi, nilai tabungan valas yang berbiak di perbankan dalam negeri masih cukup besar.
Tabungan valas di perbankan domestik mencapai 15% dari dana pihak ketiga yang sekitar Rp 3.500 triliun. "Berarti kurang lebih Rp 500 triliun tersimpan dalam bentuk valas," ujar Dody.
Penerbitan kembali SUN valas juga menjadi kabar baik buat para pengelola reksadana dollar. Sebab, surat utang ini akan menambah pasokan instrumen investasi dollar yang memang terbatas.
Dody juga menilai, rencana penerbitan SUN valas domestik pada Oktober sudah tepat. Jika terbit saat ini, perekonomian masih terselimuti dengan ketidakpastian. Kondisi ini membuat investor menahan diri.
Direktur Ekonomi dari Institute for Development of Economics and Finance, Enny Sri Hartati, berharap, penerbitan SUN valas di domestik ini bukan hanya untuk memenuhi target utang, tetapi benar-benar dipakai untuk membiayai kegiatan produktif.
SUN Valas Domestik:1. Seri USDFR001- Tanggal lelang : 25 November 2013- Tanggal penerbitan : 28 November 2013- Tanggal jatuh tempo : 15 Mei 2017- Bunga/kupon : 3,5%- Pembayaran kupon : 6 bulan sekali (15 Mei & 15 November)- Permintaan yang masuk : US$ 293,55 juta- Target Indikatif : US$ 450 juta- Yang diserap pemerintah : US$ 190 juta-
Yield Jumat (11/7/2014) : 2,132. Seri USDFR001 (reopening)- Tanggal lalang : 10 Maret 2014- Tanggal jatuh tempo : 15 Mei 2017- Bunga/kupon : 3,5%- Periode pembayaran kupon : 6 bulan sekali (15 Mei dan 15 November)- Permintaan yang masuk : US$ 599,4 juta (oversubcribes)- Target indikatif : US$ 250 juta- Yang diserap pemerintah : US$ 350 juta- Yield Jumat (11/7/2014) : 2,133. Penerbitan SUN Valas, Oktober 2014- Jadwal lelang : 22 September 2014- Jatuh tempo : 3-5 tahun- Bunga/kupon : 3,5% (proyeksi)- Target indikatif : US$ 300 juta- US$ 500 juta Sumber : DJPU dan pemberitaan KONTAN Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Sanny Cicilia