JAKARTA. Tidak semua instrumen investasi sesuai dengan investor. Perlu kecermatan untuk menyesuaikan instrumen investasi dengan profil risiko seseorang. Demikian prinsip yang dipegang Sunggul Situmorang, Direktur Utama PT Jisawi Finas FMC, dalam berinvestasi. Saat mengawali karir sebagai Chief Accounting Supervisor, Sunggul belum bisa menentukan instrumen investasi yang tepat bagi dirinya. Baru pada tahun 1997 setelah bekerja di bidang pasar modal, Sunggul percaya diri untuk berinvestasi di instrumen saham. Saat itu, Sunggul lebih memilih saham-saham perusahaan yang baru masuk ke bursa, alias saham Initial Public Offering (IPO). Dia berkeyakinan, saham IPO memiliki tingkat pertumbuhan yang tinggi. Peluang return saham IPO, tutur Sunggul, minimal 5% per tahun.Akhirnya, mulailah dia memberanikan diri membeli saham-saham IPO seperti saham PT Bank Negara Indonesia, Tbk (BBNI) dan beberapa saham dari industri manufaktur.
Sunggul Situmorang: Nyaman investasi di reksadana
JAKARTA. Tidak semua instrumen investasi sesuai dengan investor. Perlu kecermatan untuk menyesuaikan instrumen investasi dengan profil risiko seseorang. Demikian prinsip yang dipegang Sunggul Situmorang, Direktur Utama PT Jisawi Finas FMC, dalam berinvestasi. Saat mengawali karir sebagai Chief Accounting Supervisor, Sunggul belum bisa menentukan instrumen investasi yang tepat bagi dirinya. Baru pada tahun 1997 setelah bekerja di bidang pasar modal, Sunggul percaya diri untuk berinvestasi di instrumen saham. Saat itu, Sunggul lebih memilih saham-saham perusahaan yang baru masuk ke bursa, alias saham Initial Public Offering (IPO). Dia berkeyakinan, saham IPO memiliki tingkat pertumbuhan yang tinggi. Peluang return saham IPO, tutur Sunggul, minimal 5% per tahun.Akhirnya, mulailah dia memberanikan diri membeli saham-saham IPO seperti saham PT Bank Negara Indonesia, Tbk (BBNI) dan beberapa saham dari industri manufaktur.