BUKITTINGGI. Menjelang pergantian tahun, PT Bank Mandiri Tbk telah menyiapkan anggaran sekitar Rp 1,5-2 triliun untuk suntikan modal anak usahanya, Bank Syariah Mandiri (BSM). "Kalau BSM ke depan tumbuh di atas 20%, tiap tahun butuh tambahan modal Rp 300-500 miliar. Selain itu juga ada Mandiri Sekuritas, Mandiri Tunas Finance, dan sebagainya," ujar Managing Director Chief Financial Officer Bank Mandiri, Pahala N Mansury, Jumat (12/12). Alokasi tersebut juga termasuk kebutuhan dana untuk pertumbuhan anorganik anak usaha, misalnya akuisisi, maupun organik seperti sistem pembayaran yang dimiliki para anak usaha bank berkode emiten BMRI tersebut.
Pahala berujar, pihaknya menargetkan pertumbuhan kontribusi laba bersih anak usaha menjadi 20-25% pada tahun 2020. Saat ini, kontribusi laba anak usaha Bank Mandiri masih kecil. Pahala memproyeksikan hingga akhir tahun nanti, para anak usaha dapat menyumbang laba bersih hingga Rp 1,9-2 triliun. "Sepertinya dekat-dekat Rp 2 triliun bisa. Memang ada anak usaha yang miss, tapi ada juga yang melampaui," pungkasnya. Pertumbuhan lebih dari 20% terbilang harapan yang cukup berani. Akan tetapi, Pahala bilang bahwa target tersebut bukan mustahil.