JAKARTA. Rencana suntikan modal berupa penyertaan langsung sebesar Rp 300 miliar oleh Jamsostek kepada PT Reasuransi Internasional Indonesia (Reindo), masih belum jelas pelaksanaannya. "Hal itu tergantung kapan dan seberapa lebar Reindo membuka pintunya. Kami perlu due diligence dulu terutama dari risiko," ucap Direktur Utama Jamsostek Hotbonar Sinaga, kemarin (10/5). Kepala Departemen Reindo Fitris Dinarwan menegaskan hal serupa. Dia bilang, yang makin membuat ketidakpastian adalah rencana pergantian menteri keuangan. Pergantian itu akan membuat menteri baru beradaptasi lagi dengan situasi sekarang. "Kalau dulu sudah dapat lampu hijau, kemungkinan sekarang di-review lagi. Jadi mungkin saat ini belum ada perkembangan lebih lanjut," tutur Fitris.
Namun, Hotbonar meyakini, isu tersebut tak akan menjadi penghambat rencana suntikan modal. "Ah, enggak ada hubungan dengan pergantian menteri," tandasnya. Hotbonar menambahkan, rencana penyertaan langsung ke Reindo itu dilakukan untuk menekan defisit neraca pembayaran asuransi di Indonesia. Maklum, pada 2008 lalu defisit neraca pembayaran asuransi itu mencapai Rp 5 triliun. "Itu artinya, yang ke luar negeri lebih besar dari yang masuk. Kita memang menerima bisnis dari luar negeri, namun totalnya tetap saja defisit," tegas Hotbonar.