JAKARTA. PT Garam langsung bergerak cepat begitu mendapat penyertaan modal negara (PNM) di APBN Perubahan 2015. Perusahaan plat merah ini mendapat suntikan modal sebesar Rp 300 miliar. Usman Perdana Kusuma, Direktur Utama PT Garam bilang, sebagian besar dana PNM, yakni Rp 220 miliar, bakal dipergunakan untuk membeli garam dari masyarakat. Harapannya adalah bisa menjaga kestabilan harga garam di tingkat konsumen. "Dana ini juga untuk mengedukasi petani garam supaya bisa memproduksi garam berkualitas," katanya kepada KONTAN, Senin (16/2).
Adapun sisanya, sekitar Rp 68 miliar, PT Garam akan alokasikan untuk membangun satu pabrik garam di Madura. Saat ini, perusahaan ini sudah mempunyai lahan di sana. Pabrik ini punya kapasitas produksi 200 ton garam per hari. Bila pabrik ini beroperasi paling cepat tahun ini juga, PT Garam bakal punya kapasitas produksi hingga 400 ton garam per hari. Saat ini pabrik PT Garam punya kapasitas produksi 200 ton per hari. Sisa dana PNM, yakni sekitar Rp 7 miliar, bakal dipakai untuk persiapan studi kelayakan produksi garam industri. Langkah ini mereka lakukan untuk mewujudkan ambisi pemerintah yakni swasembada garam 2017. Sisa dana yang terakhir, yaitu Rp 5 miliar akan PT Garam pakai untuk pengembangan produksi dan kualitas garam dengan teknologi geomembrane (pembersihan garam). Dengan teknologi ini, PT Garam bisa memproduksi garam dengan kandungan NaCl (garam) lebih banyak dan berwarna lebih putih. Targetnya adalah sekitar 98% NaCl. Dengan strategi bisnis ini, PT Garam berharap mampu meraup produksi 400.000 ton sampai akhir tahun ini. Adapun dari sisi pendapatan bisa melesat 115% dari pendapatan tahun lalu yang mencapai Rp 30 miliar. Meski begitu, Usman mengakui, target bisnis tersebut bukan tanpa kendala. Misalnya saat ini pihaknya masih kesulitan mencari lahan produksi garam. Lahan ini penting supaya target swasembada garam pada 2017 dan tidak lagi bergantung pada garam impor bisa tercapai.
Asal tahu saja, saat ini PT Garam masih bersengketa lahan dengan penduduk yang ada di sekitar Kabupaten Sumenep Madura. "Untuk itu, kami meminta bantuan Kementrian Perindustrian dan Kementrian Agraria untuk bisa mencari lahan baru, karena kuncinya adalah di lahan tersebut," paparnya. PT Garam punya beberapa lahan atau tambak garam alternatif. Yang pasti lahan tersebut punya luas hingga 5.000 hektare dan berada di wilayah yang memiliki musim panas panjang. Ada dua wilayah potensial sesuai karakteristik industri garam, yaitu Sumba dan Bima di Nusa Tenggara Barat. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Sanny Cicilia