JAKARTA. Terkait rencana pemerintah memperkuat modal PT Reasuransi Internasional Indonesia (Reindo) sebesar Rp 1 triliun, Deputi Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Bidang Usaha Jasa Parikesit Suprapto mengatakan, dana tersebut bukan berasal dari anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN). Seperti diketahui, Reindo merupakan satu dari empat perusahaan asuransi dengan total ekuitas di bawah Rp 1 triliun, sehingga kemampuan untuk menyerap premi asuransi sangat terbatas. Adapun, ekuitas Reindo hanya sekitar Rp 300 miliar. Sementara itu, perusahaan pelat merah yang sudah menyatakan kesiapannya menyuntikkan modal kepada Reindo adalah PT Jaminan Sosial Tenaga Kerja (Jamsostek) Persero sebesar Rp 200 miliar. Namun, nilai tersebut hingga saat ini belum dicairkan. PT Reindo sudah menunjuk Bahana Securities guna melakukan valuasi, sedangkan Jamsostek menunjuk BNI Sekuritas untuk valuasi termasuk melakukan uji tuntas (due diligence) untuk memperoleh gambaran Reindo secara komprehensif.
Suntikan modal untuk Reindo berasal dari BUMN
JAKARTA. Terkait rencana pemerintah memperkuat modal PT Reasuransi Internasional Indonesia (Reindo) sebesar Rp 1 triliun, Deputi Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Bidang Usaha Jasa Parikesit Suprapto mengatakan, dana tersebut bukan berasal dari anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN). Seperti diketahui, Reindo merupakan satu dari empat perusahaan asuransi dengan total ekuitas di bawah Rp 1 triliun, sehingga kemampuan untuk menyerap premi asuransi sangat terbatas. Adapun, ekuitas Reindo hanya sekitar Rp 300 miliar. Sementara itu, perusahaan pelat merah yang sudah menyatakan kesiapannya menyuntikkan modal kepada Reindo adalah PT Jaminan Sosial Tenaga Kerja (Jamsostek) Persero sebesar Rp 200 miliar. Namun, nilai tersebut hingga saat ini belum dicairkan. PT Reindo sudah menunjuk Bahana Securities guna melakukan valuasi, sedangkan Jamsostek menunjuk BNI Sekuritas untuk valuasi termasuk melakukan uji tuntas (due diligence) untuk memperoleh gambaran Reindo secara komprehensif.