KONTAN.CO.ID - Supermarket Super Indo terus berkomitmen untuk menghadirkan produk asal hewan berkualitas prima, sehat dan aman, serta mendukung kesejahteraan hewan, terutama pada produk telur ayam. Pada Senin (6/11), Super Indo melakukan acara closing ceremony pelatihan penerapan sistem peternakan bebas kandang sangkar (cage free) kepara para pemasok telur ayam di Super Indo. Pelatihan ini merupakan hasil kerjasama dengan Universitas Gadjah Mada (UGM) dan Global Food Partners (GFP) untuk mendukung transformasi telur ayam bebas kandang sangkar serta peningkatan kapasitas produsen telur ayam. “Tahun lalu, kami telah memulai kerjasama bersama Universitas Gadjah Mada dan Global Food Partners melalui penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) untuk meningkatkan kapasitas produsen telur ayam Super Indo.
Kami melihat pergerakan ketertarikan yang lebih baik dalam hal kesehatan, kesejahteraan, dan keberlanjutan di market. Karenanya, dalam menyediakan telur ayam di gerai, sumber lokal penting bagi kami, baik dari segi tanggung jawab sosial, keamanan produk, dan aspek kesejahteraan hewan. Karena itu penting bagi para peternak ayam petelur untuk mendapatkan edukasinya sedini mungkin dan mengambil peluang bisnis di masa depan. Selanjutnya sejak Maret 2021 kami telah menambahkan pilihan telur tanpa sangkar atau cage-free egg di seluruh gerai Super Indo. Kami juga mengedukasi pelanggan secara komprehensif untuk membantu mereka memahami manfaat telur tanpa kandang sekat atau cage free egg ini.” Ungkap Yuvlinda Susanta, General Manager of Corporate Affairs & Sustainability Super Indo. Saat ini, Universitas Gadjah Mada bersama Global Food Partners telah membangun Cage-free Innovation and Welfare Hub di Yogyakarta, Indonesia. Pusat Pelatihan International dan Peternakan Model untuk produksi dan manajemen telur merupakan yang pertama di Indonesia dan bahkan di Asia Tenggara. “Kami sangat senang Super Indo mengirimkan para pemasok telur ayamnya untuk mengikuti pelatihan cage free ini. Kalau kita lihat cage free sistem ini adalah model. Jadi model yang bisa digunakan untuk pendidikan maupun dipergunakan dalam bisnis. Ketika berbicara tentang peternakan ayam, terdapat 3 sistem yang dapat diterapkan. Yang pertama adalah konvensional yang kita jumpai kebanyakan peternak baik kecil maupun skala industri yang bersangkar satu-satu. Kemudian yang kedua adalah cage free system ini yaitu memberikan luasan yang berbatas. Yaitu disediakan sangkar yang alamiah, sehingga ayam bisa bertengger, bertelur dengan nyaman. Kemudian level ketiga adalah yakni free range. Memberikan kebebasan seluas-luasnya kepada ayam untuk bisa bergerak secara menyeluruh. Perlakuan terhadap ternak merupakan salah satu faktor penting untuk menentukan kualitas telur di samping treatmen pakan dan kebersihan lingkungan. Dan terima kasih kepada Super Indo yang 2 atau 3 langkah yang bisa menatap masa depan dan mempunyai segmen pasar sendiri. Ungkap Prof. Ir. Budi Guntoro, S.Pt., M.Si., Ph.D., IPU., ASEAN Eng., Dekan Fakultas Peternakan Universitas Gadjah Mada. Berdasarkan Outlook Komoditas Peternakan Telur Ayam Ras Petelur, Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian 2022 Tahun 2023, konsumsi nasional diperkirakan sebesar 5,59 juta ton dan terus mengalami peningkatan hingga tahun 2026 menjadi 5,78 juta ton dengan rata-rata pertumbuhan 1,16% per tahun. Dan menurut Food & Agriculture Organization, Indonesia merupakan negara produsen telur terbesar ke-7 di dunia. Survei penilaian kebutuhan produsen Global Food Partners baru-baru ini menemukan bahwa produsen telur di Indonesia membutuhkan dukungan dari para ahli tentang bagaimana transisi dari sistem kandang konvensional ke produksi bebas sangkar. “Pelatihan ini merupakan implementasi dari poin kerjasama GFP bersama Super Indo dan UGM. Kerjasama yang telah dilakukan tentunya memiliki tujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan kapasitas produsen telur ayam Super Indo akan sistem cage free. Selain itu, harapannya para produsen telur ayam yang Super Indo kirimkan mendapatkan pembelajaran dan praktik terbaik dalam manajemen serta produksi telur ayam bebas sangkar dan nantinya ilmu yang mereka peroleh dapat diterapkan di peternakan mereka masing-masing.” Tambah Kristina Yolanda, Indonesia Program Manager Global Food Partners. “Sangat penting bagi kami untuk memastikan telur ayam yang tersedia di semua gerai Super Indo berkualitas baik dan memiliki standar kemananan pangan serta kesejahteraan hewan. Kami akan menggunakan upaya terbaik kami untuk mempromosikan telur ayam bebas sangkar. Dengan meningkatkan produksi cage free egg di dalam negeri, kami berharap tidak ada lagi keterbatasan dalam ketersediaan, keterjangkauan dalam waktu dekat, dan penerimaan pasar yang semakin tinggi. Dan pelatihan yang telah dilaksanakan ini dapat bermanfaat bagi pemasok telur ayam Super Indo dan nantinya bisa diimplementasikan dengan baik.” tutup Yuvlinda. Tentang Super Indo Sejak tahun 1997, Super Indo tumbuh dan berkembang bersama masyarakat Indonesia. Kini, Super Indo telah tersebar kota dan kabupaten di Pulau Jawa dan Sumatera bagian selatan termasuk supermarket waralaba dengan merek Super Indo Express yang berlokasi di Jakarta, Tangerang, Bekasi dan Depok. Didukung lebih dari 9.000 karyawan terlatih, Super Indo menyediakan beragam produk kebutuhan sehari-hari dengan kualitas yang dapat diandalkan, lengkap, harga hemat, dan lokasi toko yang mudah dijangkau. Kesegaran dan kualitas produk selalu dijaga melalui pilihan sumber yang baik dan penanganan dengan standar prosedur operasional yang selalu dipantau. Hal ini menjadikan Super Indo sebagai pilihan tempat berbelanja yang selalu “Lebih Segar”, “Lebih Hemat” dan “Lebih Dekat”.
Tentang Global Food Partners Global Food Partners (GFP) adalah perusahaan konsultansi multinasional berbasis di Singapura yang hadir untuk menyediakan support bagi perusahaan-perusahaan yang bergerak di industri makanan dan perhotelan, peternak telur, serta pemangku kebijakan lainnya dalam melakukan transisi menuju sistem cage-free yang berkelanjutan dan terjangkau secara ekonomi. GFP bekerja dengan food and hospitality industry untuk menyusun dan menerapkan kebijakan penggunaan telur bebas sangkarnya, serta bekerja dengan produsen atau peternak telur dengan menyediakan dukungan secara teknis agar mempermudah proses transisi menuju sistem cage-free atau bebas sangkar.
Baca Juga: Kini, Super Indo sediakan telur curah dari peternakan tanpa kandang Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti