Supermarket asing marak, menteri India akan mundur



NEW DELHI. Partai Kongres Trinamool India menuntut pemerintah India segera membatalkan pemberian izin pada pemilik jaringan supermarket asing. Jika pemerintah tetap memberikan izin, mereka mengancam mundur dari pemerintahan.

Secara terpisah, partai-partai oposisi India telah menyerukan mogok kerja nasional untuk memprotes keputusan yang dikhawatirkan akan membuat bangkrut toko-toko kecil. Tahun lalu, pemerintah juga dipaksa membatalkan rencana serupa menyusul protes besar.

Hari Sabtu lalu, Mamata Banerjee, pemimpin partai Kongres Trinamool dan menteri kepala negara bagian Bengal Barat, memberikan pemerintah waktu selama 72 jam untuk membatalkan kebijakan tersebut dan memperingatkan bahwa ia akan mundur dari pemerintahan.


Laporan-laporan media setempat memberitakan bahwa para menteri federal yang berasal dari partai akan mengumumkan pengunduran mereka, tetapi Banerjee kemungkinan akan terus mendukung pemerintah.

Banerjee mengatakan partainya harus mengambil keputusan berat jika pemerintah federal tidak membatalkan keputusan mereka untuk membuka sektor ritel.

Di bawah proposal pemerintah, perusahaan-perusahaan global seperti Walmart dan Tesco dapat memiliki 51% saham di ritel multi brand.

Ritel multinasional telah memiliki sejumlah outlet di India, tetapi mereka berbisnis dengan ritel-ritel yang lebih kecil. Keputusan ini membuat mereka dapat menjual langsung ke konsumen.

Perdana Menteri India Manmohan Singh berpendapat bahwa reformasi akan membantu memperkuat proses pertumbuhan India dan menyerap tenaga kerja di saat yang sulit seperti ini.

Berseberangan dengan pendemo, Delhi menilai masuknya jaringan supermarket asing sangat penting untuk menghidupkan kembali perekonomian.

Editor: