Suplai 20% Kebutuhan BBM Nasional, Ini Profil Terminal BBM Plumpang Milik Pertamina



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Insiden kebakaran melanda Terminal Bahan Bakar Minyak (TBBM) Plumpang milik PT Pertamina pada Jumat (3/3) malam. TBBM Plumpang yang beroperasi sejak tahun 1974 menyuplai beragam produk BBM mulai dari Premium, Bio Solar, Dex, Dexlite, Pertamax, Pertalite dan Pertamax Turbo.

Merujuk laman resmi Pertamina, TBBM Plumpang pernah memperoleh penghargaan sebagai salah satu tanki penyimpanan BBM terefisien di dunia. 

Penghargaan ini diperoleh tahun 2018 silam dalam ajang 2nd Global Tank Storage Award 2018, Plumpang dinobatkan menjadi Terbaik ke-2, setelah Saudi Aramco Terminals dalam kategori The Most Efficient Storage Terminal.


Asal tahu saja, TBBM Plumpang menjadi fasilitas penting di Indonesia. Pasalnya, TBBM Plumpang menyuplai sekitar 20% kebutuhan BBM harian di Indonesia. Jumlah ini setara 25% total kebutuhan SPBU Pertamina. 

Baca Juga: Jokowi Beri Waktu 2 Hari ke Menteri BUMN dan Gubernur DKI soal Kebakaran Plumpang

TBBM Plumpang tercatat memiliki kapasitas tangki timbun sebesar 291.889 kiloliter (kl).

Pemerintah mendorong investigasi kebakaran

Sementara itu, pemerintah memastikan upaya penanganan pasca kebakaran terus dilakukan.

Menteri BUMN Erick Thohir dalam kunjungannya ke lokasi kebakaran TBBM Plumpang pada Sabtu (4/3) memastikan pihaknya bakal terus mengawal hingga kasus ini tuntas.

"Saya pastikan investigasi yang dilakukan Pertamina berjalan optimal. Saya juga mengawal penanganan korban dan keluarga yang harus menjadi prioritas," kata Erick dikutip dari laman instagram Kementerian BUMN.

Sementara itu Kementerian ESDM mendorong Pertamina melakukan analisa risiko pada seluruh fasilitas yang dioperasikan.

Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik, dan Kerja Sama Kementerian ESDM Agung Pribadi mengungkapkan, Kementerian ESDM melalui Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Migas) sudah menurunkan tim dan melakukan inspeksi di lokasi kebakaran.

Baca Juga: Terdampak Kebakaran di Depo Pertamina Plumpang, Apakah Bisa Klaim Asuransi?

Selain itu, Direktorat Jenderal Migas juga akan melakukan investigasi menyeluruh untuk mencari root causes kejadian kebakaran guna perbaikan ke depannya, paralel dengan upaya Pertamina untuk melakukan evaluasi dan perbaikan yang diperlukan terhadap keandalan dan kelayakan pada instalasi dan peralatan yang dioperasikan.

Pertamina juga diminta untuk melakukan analisa risiko terhadap seluruh fasilitas yang dimiliki. 

"Kami meminta Pertamina melakukan analisa risiko terhadap seluruh fasilitas yang dimiliki," ungkap Agung dalam siaran pers, Sabtu (4/3).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi