Suplai bahan baku rotan tidak stabil, Menkop dan UMKM kunjungi Banjarmasin



KONTAN.CO.ID - BANJARMASIN. Menteri Koperasi dan UKM, Teten Masduki melakukan kunjungan kerja ke Banjarmasin, Kalimantan Selatan. Kunjungan diawali dengan meninjau PT Sarikaya Sega Utama sebagai produsen dan eksportir rotan dan wood carpet, Jumat (7/2).

Teten mengatakan, pihaknya ingin melihat secara langsung permasalahan rotan, mulai dari hulu. Karena menurutnya, saat ia mendatangi sentra furnitur di Jawa Tengah beberapa hari lalu, ditemukan adanya pasukan bahan baku yang tidak stabil.

Baca Juga: Genjot ekspor mebel dan kerajinan, HIMKI ajukan 10 rekomendasi ke Kemenkop dan UKM


"Saya kemari ingin lihat problem rotan dihulunya, seperti apa. Karena kemarin keliling di sentra furnitur di Jateng. Memang ada problem supply yang tidak stabil, kurang di hulunya," tegas Teten Masduki dalam keterangan resmi yang diterima Kontan.co.id, Jumat (7/2).

Ia lanjut bilang, terbatasnya pasokan ke wilayah Jawa, disebabkan para petani hingga pengolah rotan di hulu yang masih beranggapan bahwa skala ekonomi permintaan masih dirasa kurang. Jika dibandingkan tahun 2000an.

Pihaknya juga terus berupaya mencari solusi agar permasalahan pasokan hingga produksi furnitur tidak terhambat. Padahal menurut Menkop dan UKM, pada rapat kabinet terbatas September tahun lalu, Presiden menyarankan dibentuknya Badan Penyangga Rotan, agar rotan yang dihasilkan wilayah Kalimantan dan Sulawesi, bisa masuk skala ekonomi dan terjamin penyerapannya.

Baca Juga: Jokowi tekankan pentingnya perlindungan konsumen industri jasa keuangan

"Ini yang lagi kita pikirkan. Di ratas September ahun lalu, sudah dibahas masalah ini. Presiden sarankan badan penyangga rotan yang ditunjuk PPI. Supaya rotan yang dihasilkan dari Kalimantan dan Sulawesi bisa masuk skala ekonomi sehingga bergairah lagi berproduksi, lalu diserap oleh badan penyangga rotan, baru masuk ke pasar," tambahnya.

Teten juga bilang, ada pihak yang menolak ekspor rotan dilakukan terhadap bahan mentah ataupun setengah jadi. Namun ada pula yang mendorong ekspor tetap dilakukan.

Untuk itu, Pihaknya tengah berkoordinasi dengan pemerintah daerah pemasok bahan baku rotan, seperti Kalsel, Kalteng, dan Sulawesi agar problem suplai rotan untuk industri furnitur di Jawa, Cirebon dan Jateng bisa teratasi.

Baca Juga: Ketika UMKM didorong melantai di bursa efek

Pemerintah juga akan mendorong ekspor furnitur naik dua kali lipat pada 2024 atau US$ 5 miliar, di mana saat ini nilainya baru US$ 2,5 miliar. Menurutnya, salah satu yang terbesar dalam ekspor furnitur adalah yang berbahan baku rotan.

"Intinya kita akan mendorong ekspor furnitur sampai 2024 dua kali lipat. Saat ini sekitar US$2,5 miliar, yaitu US$ 5 miliar. Salah satu yang besar berbahan baku rotan," tutupnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto