JAKARTA. Harga nikel terus melaju dan mencapai level tertinggi sejak April 2013. Kenaikan harga logam industri ini dipicu oleh spekulasi pasokan yang berkurang dari dua negara eksportir terbesar, yakni Indonesia dan Rusia.Senin lalu (17/3), harga nikel kontrak pengiriman tiga bulan di London Metal Exchange senilai US$ 15.880 per metrik ton. nah Kemarin (18/3) hingga pukul 16:18 WIB, nikel diperdagangkan di harga US$ 16.131 per ton, atau naik 1,58% dalam sehari.Harga saat ini merupakan level tertinggi sejak April 2013. Dibandingkan dengan akhir tahun lalu, harga nikel telah neik 16,51%.Analis komoditas, Ibrahim mengatakan, suplai dari Indonesia dan Rusia yang merupakan negara eksportir nikel terbesar dunia tengah menghadapi masalah. "Dari Indonesia, aturan larangan ekspor mineral mentah menyebabkan ekspor nikel berkurang," kata dia, Selasa (18/3).Sedangkan, pasokan nikel dari Rusia akan terganggu akibat krisis politik dan keamanan dengan Ukraina. Hasil referendum di Crimea telah memutuskan wilayah itu bergabung dengan Rusia dan pasukan Ukraina diberi tenggat waktu untuk meninggalkan wilayah Crimea hingga 21 Maret 2014.Jika nanti pasukan Ukraina tidak mau meninggalkan Crimea, maka akan terjadi perang. Rusia juga akan mendapatkan sanksi ekonomi dari Amerika Serikat (AS) sehingga tidak bisa melakukan ekspor nikel lagi. "Sentimen kenaikan harga sangat kuat karena suplai yang berkurang," imbuh Ibrahim.Di sisi lain, pada 21 Maret 2014, Bank Sentral AS, The Federal Reserve akan menggelar pertemuan bulanan. Dengan kondisi perekonomian AS yang membaik, The Fed diperkirakan akan tetap mempertahankan tingkat suku bunga saat ini. AS merupakan importir nikel terbesar, jadi perbaikan ekonomi yang terjadi di negeri itu akan mengerek permintaan nikel.Secara teknikal, Ibrahim mengatakan, harga nikel berpotensi melanjutkan penguatan. Bollinger band di level 80% berada di atas bollinger tengah. Moving average (MA) juga berada di atas bollinger tengah di level 90%. Kedua indikator ini memberikan sinyal positif.Sementara, indikator moving average convergence divergence (MACD) dan relative strength index (RSI) berada di level 60% juga mengindikasikan kenaikan harga. Sedangkan, stochastic berada dalam posisi netral atau masih wait and see.Ibrahim memprediksi, harga nikel sepekan ke depan, berpotensi naik di kisaran US$ 16.610-US$ 16.295 per ton. Namun, kalau konflik antara Rusia dan Ukraina mereda, lonjakan harga nikel akan melambat di kisaran antara US$ 16.028-US$ 16.400 hingga akhir bulan ini.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Suplai seret, harga nikel melesat
JAKARTA. Harga nikel terus melaju dan mencapai level tertinggi sejak April 2013. Kenaikan harga logam industri ini dipicu oleh spekulasi pasokan yang berkurang dari dua negara eksportir terbesar, yakni Indonesia dan Rusia.Senin lalu (17/3), harga nikel kontrak pengiriman tiga bulan di London Metal Exchange senilai US$ 15.880 per metrik ton. nah Kemarin (18/3) hingga pukul 16:18 WIB, nikel diperdagangkan di harga US$ 16.131 per ton, atau naik 1,58% dalam sehari.Harga saat ini merupakan level tertinggi sejak April 2013. Dibandingkan dengan akhir tahun lalu, harga nikel telah neik 16,51%.Analis komoditas, Ibrahim mengatakan, suplai dari Indonesia dan Rusia yang merupakan negara eksportir nikel terbesar dunia tengah menghadapi masalah. "Dari Indonesia, aturan larangan ekspor mineral mentah menyebabkan ekspor nikel berkurang," kata dia, Selasa (18/3).Sedangkan, pasokan nikel dari Rusia akan terganggu akibat krisis politik dan keamanan dengan Ukraina. Hasil referendum di Crimea telah memutuskan wilayah itu bergabung dengan Rusia dan pasukan Ukraina diberi tenggat waktu untuk meninggalkan wilayah Crimea hingga 21 Maret 2014.Jika nanti pasukan Ukraina tidak mau meninggalkan Crimea, maka akan terjadi perang. Rusia juga akan mendapatkan sanksi ekonomi dari Amerika Serikat (AS) sehingga tidak bisa melakukan ekspor nikel lagi. "Sentimen kenaikan harga sangat kuat karena suplai yang berkurang," imbuh Ibrahim.Di sisi lain, pada 21 Maret 2014, Bank Sentral AS, The Federal Reserve akan menggelar pertemuan bulanan. Dengan kondisi perekonomian AS yang membaik, The Fed diperkirakan akan tetap mempertahankan tingkat suku bunga saat ini. AS merupakan importir nikel terbesar, jadi perbaikan ekonomi yang terjadi di negeri itu akan mengerek permintaan nikel.Secara teknikal, Ibrahim mengatakan, harga nikel berpotensi melanjutkan penguatan. Bollinger band di level 80% berada di atas bollinger tengah. Moving average (MA) juga berada di atas bollinger tengah di level 90%. Kedua indikator ini memberikan sinyal positif.Sementara, indikator moving average convergence divergence (MACD) dan relative strength index (RSI) berada di level 60% juga mengindikasikan kenaikan harga. Sedangkan, stochastic berada dalam posisi netral atau masih wait and see.Ibrahim memprediksi, harga nikel sepekan ke depan, berpotensi naik di kisaran US$ 16.610-US$ 16.295 per ton. Namun, kalau konflik antara Rusia dan Ukraina mereda, lonjakan harga nikel akan melambat di kisaran antara US$ 16.028-US$ 16.400 hingga akhir bulan ini.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News