KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Platform pemasok kebutuhan bahan pokok bagi industri makan dan minumum, Supplynow, optimistis bisa menekan rantau pasok dari hulu hingga ke hilir di sektor pertanian di Jabodetabek. Co-Founder Supplaynow Cindy Ozzie mengatakan, industri makan di Jabodetabel semakin berkembang sejalan dengan perkembangan sekotor hotel, restoran dan kafe (Horeka). Hal itulah yang mendorong Supplaynow menghadirkan layana digital sebagai jembatan dari petani terhadap industri makanan dan minuman.
"Perkembangan platform digital menguntungkan pelaku bisnis makanan dan minuman karena tidak akan kesulitan mencari bahan baku.Petani juga diuntungkan karena hasil panennya bisa diserap sesuai harga pasar," kata Cindy dalam keterangannya, Senin (25/7). Platform digital dengan sistem rantai pasok hulu ke hilir lewat Supplyno merupakan bentuk inovasi dari Pasarnow yang menyediakan kebutuhan harian rumah tangga. Dengan menghubungkan petani langsung dengan konsumen, kata Cindy, Supplynow mampu mengurangi total kuantitas produk sisa yang terbuang (waste) dalam proses titik ke titik menjadi kurang dari 4% dibandingkan dengan pemasok konvensional yang total produk terbuangnya bisa mencapai 30% karena proses yang terlalu panjang. Hingga saat ini, Supplynow melayani sekitar 20.000 usaha yang terdiri dari 1.000 horeca dan 19 ribu UMKM. Perusahaan bekerja sama dengan sekitar 1.500 petani dan 50-an kelompok tani. Untuk sayur, ia mengambil dari para petani di Jawa Barat dan Jawa Tengah. Untuk buah, ia membeli dari petani di Jawa Timur, Kalimantan, dan Bali.
Baca Juga: IOH Tingkatkan Interaksi Pelanggan dengan Chatbot WhatsApp Canggih dari Infobip Supplaynow baru melayani di daerah Jawa dengan kantornya yang berada di Jakarta, Bandung, dan Surabaya. Cindy menargetkan akan membuka cabangnya di Bali paling lama pada awal tahun depan. Ia memimpikan dapat melayani di seluruh Indonesia nanti. Cindy mengatakan, pihaknya menjalin kerja sama jangka panjang dengan para petani. Ini untuk menyiasati saat panen menipis, petani tersebut tetap mengutamakan suplai perusahaannya. Dengan demikian, pasokan berkelanjutan terhadap para kliennya tetap terpenuhi.
"Menurut yang kami dengar dari petani yaitu kesulitan mereka bukanlah soal pendanaan tetapi kepastian pasar. Dengan kepastian pasar, mereka dapat tenang dalam memproduksi sayur atau buah mereka karena sudah pasti ada yang membeli saat panen," tuturnya. Terkait kehadiran investor, Cindy menyampaikan pihaknya pada awalnya memperoleh dana segar dari East Ventures dan Skystar Capital pada seed round leader sekitar US$ 3,5 juta mulai 2021. Perusahaan telah mengantongi lagi US$10 juta dari East Ventures Growth pada Seri A round leader. Investor pendukung lain yakni Amand Ventures, Sinarmas Digital Ventures, dan January Capital. Sejak berdiri pada Maret 2020 hingga kini, ia mengaku pendapatan bisnisnya meningkat antara 15-20 kali lipat. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Yudho Winarto