JAKARTA. PT Solusi Tunas Pratama Tbk (SUPR) mengubah beberapa pokok dalam pelaksanaan penerbitan dengan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) alias
rights issue. Mengutip prospektus terbaru perseroan, jumlah saham yang diterbitkan menjadi sebanyak-banyaknya 343,18 juta atau 30,2% dari total modal ditempatkan dan disetor penuh setelah
rights issue. Sebelumnya, jumlah saham yang diterbitkan sebanyak 381,29 juta saham baru atau setara 32,4%.
Harga pelaksanaan tetap di Rp 7.000 per saham. Sehingga, potensi dana yang diraih menjadi Rp 2,4 triliun dari Rp 2,66 triliun pada pengumuman sebelumnya. Rasio
rights issue pun berubah dari 25:12 menjadi 125:54. Artinya, setiap pemegang 125 saham SUPR mendapatkan 54 HMETD. Setiap pemegang HMETD ini nantinya berhak membeli 54 saham baru. Pada hajatan ini, pihak terafiliasi perusahaan, yakni PT Kharisma Putra Prima (KPP) pasang badan sebagai pembeli siaga (
standby buyer). Beberapa pemegang saham telah menyatakan komitmennya untuk menyerap saham baru yang diterbitkan. PT Cahaya Anugerah Nusantara Holdings Limited akan mengeksekusi 87,55 juta saham baru yang diterbitkan. Kemudian, Juliawati Gunawan dan Eko Abdurrahman Saleh masing-masing akan mengambil 57.196 saham dan 5.400 saham. Adapun, sebanyak 66,07 juta saham baru akan diambil PT Kharisma Indah Ekaprima (KIE). Alokasi saham baru untuk KIE ini sebagai penyelesaian utang SUPR dengan total nilai Rp 462,5 miilar. Dengan demikian, masih sekitar 189,49 juta saham baru yang tersisa yang sebagian menjadi bagian pemegang saham publik.
Adapun, jumlah kepemilikan saham publik SUPR sebesar 20,92%. Per 30 November 2014, KIE mengempit 53,54%, Cahaya sebesar 25,51%, Juliawati sebesar 0,017%, dan Eko Abdurrahman Saleh sebesar 0,002%. Mayoritas atau 71,4% dana hasil
rights issue akan digunakan untuk membayar pinjaman fasilitas equity bridge. Fasilitas ini ditarik dalam rangka memenuhi kebutuhan pendanaan akuisisi menara PT XL Axiata Tbk (EXCL). Nilai pinjaman tersebut sebesar US$ 140 juta dengan bunga LIBOR+1,75% per tahun. Tenor pinjaman adalah 4 bulan yang jatuh tempo 8 April 2015. Lalu 19,3% untuk penyelesaian utang dengan KIE . Sisanya, akan digunakan perseroan untuk modal kerja. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Sanny Cicilia