KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Boleh jadi, pada semester kedua tahun ini PT Supra Boga Lestari Tbk lebih sibuk daripada di semester pertama. Pasalnya, seluruh target ekspansi gerai sepanjang tahun ini yang berjumlah empat unit akan direalisasikan pada paruh kedua. Alih-alih progresif menyasar area baru, Supra Boga memilih ekspansi gerai di wilayah yang sudah dirambah. "Saat ini kami masih fokus untuk melakukan ekspansi bisnis di Pulau Jawa dan Kalimantan," ungkap Meshvara Kanjaya, Direktur Utama PT Supra Boga Lestari Tbk (
RANC) kepada Kontan.co.id, Senin (9/7). Sejauh ini, Supra Boga mengoperasikan 34 gerai. Komposisinya terdiri dari 90% gerai di Jabodetabek dan 10% gelar di luar Jabodetabek.
Menilik materi paparan publik Supra Boga pada Mei lalu, empat gerai baru itu bakal terdiri dari satu Ranch Market dan tiga Farmers Market. Alokasi dana belanja modal alias
capital expenditure (capex) tahun ini sebesar Rp 65 miliar. Selain untuk menambah gerai, capex itu untuk merenovasi gerai lama dan mengembangkan sistem teknologi informasi (TI). Ranch Market menjual eceran produk lokal dan impor dengan target segmen pasar atas dan ekspatriat. Sementara Farmers Market menjual produk lokal dan impor dengan target segmen pasar menengah. Sembari menambah jaringan gerai fisik, Supra Boga terus mengembangkan layanan penjualan melalui saluran
e-commerce milik sendiri, bernama
supermarket.com. Perusahaan itu sedang menyiapkan sistem penjualan
online to offline (O2O) dengan cara menyinergikan sistem
online dengan gerai fisik. Untuk debut perdana, Supra Boga melakukan uji coba sistem penjualan O2O di gerai Farmers Market Serpong, Tangerang Selatan, Banten. "Setelah tiga bulan baru akan dipertimbangkan untuk
roll-out (tersedia) di gerai-gerai lain," tutur Meshvara. Lewat sistem O2O, konsumen bisa membeli produk melalui
supermarket.com lalu mengambil belanjaan di gerai fisik dalam waktu satu jam. Manajemen Supra Boga meyakini sistem tersebut bisa membantu konsumen menghemat waktu pencarian dan pembayaran barang. Kinerja semester satu Aneka ekspansi Supra Boga tadi adalah bagian dari upaya untuk mengejar pendapatan bersih Rp 2,3 triliun dan laba bersih Rp 40 miliar tahun ini. Sebagai perbandingan, tahun lalu mereka mencatatkan pendapatan bersih Rp 2,19 triliun dan laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 39,28 miliar.
Supra Boga belum mempublikasikan laporan keuangan semester I-2018. Manajemen Supra Boga hanya mengatakan pencapaiannya sejalan dengan target tahunan. "Pencapaian kinerja perusahaan atas pertumbuhan penjualan sampai dengan saat ini masih
inline dengan target yang ditetapkan yaitu sebesar 5%," beber Meshvara. Meski masih menargetkan kenaikan, Supra Boga mencermati sejumlah situasi yang bisa mempengaruhi bisnisnya. Sebut saja nilai tukar dollar AS terhadap rupiah yang terus menguat. Kondisi tersebut menyebabkan belanja produk naik. Alhasil, penaikan harga jual pun mereka lakukan. Kondisi lain yakni pemberlakuan aturan kendaraan ganjil-genap selama Asian Games 2018. Masalahnya adalah mayoritas gerai Supra Boga berada di jalur aturan ganjil-genap diterapkan. Tanpa aturan itu pun, gerai mereka sudah cukup terkena imbas dari pembangunan proyek
mass rapid transit (MRT) dan
light rail transit (LRT) yang tak kunjung rampung. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Wahyu T.Rahmawati