SURABAYA. Sebagai kota terbesar kedua di Indonesia, Surabaya semakin melaju pesat. Ini terlihat dari pengembangan properti yang terjadi nyaris di setiap sudut kota. Menurut hasil riset Colliers International Indonesia hingga 2018 akan berdiri 14 pusat belanja baru dengan total luas bangunan 384.750 meter persegi. Sedangkan perkantoran akan hadir 14 gedung dengan total luas bangunan 477.654 meter persegi, dan apartemen sebanyak 10 proyek dengan jumlah 7.260 unit.
Sementara di sektor perhotelan, ibu kota Jawa Timur ini akan dipadati 21 hotel kelas bintang tiga, 12 hotel bintang empat, dan tiga hotel bintang lima dengan total 7.242 kamar. Dalam pandangan Lamudi, portal properti global, Surabaya semakin menjadi pilihan, didukung pekerjaan infrastruktur yang terus digenjot, seperti jalan lingkar barat luar (JLBL), jalan lingkar timur luar (JLTL) dan jalan lingkar dalam timur (JLLDT) atau yang dikenal dengan nama Middle East Ring Road (MERR) II C. Pemerintah kota juga bakal mewujudkan pembangunan transportasi massal melalui program Angkutan Massal Cepat (AMC) berupa trem dan monorel. Pekerjaan infrastruktur tersebut dinilai Lamudi, efektif menarik investasi asing dan mengambil keuntungan dari momentum anjloknya harga minyak dunia, sehingga dapat mendorong usaha bisnis, terutama ruang ritel dan perkantoran. "Dengan ekonomi yang terus memperlihatkan pertumbuhan ekonomi, bahkan di atas rerata Nasional, memicu peningkatan daya beli konsumen. Sehingga pada gilirannya memperkuat bisnis ritel," tulis Lamudi. Kalahkan Jakarta Khusus bisnis ruang ritel atau pusat belanja, kinerja tingkat huniannya bahkan mengalahkan Jakarta. Dalam catatan Colliers International Indonesia, tren tingkat hunian pusat belanja Surabaya menunjukkan peningkatan.
Paruh pertama tahun ini tercatat sekitar 98% atau lebih tinggi ketimbang pencapaian tahun 2014 sebesar 95%, dan tahun 2013 sebesar 90%. Sementara pusat belanja Jakarta mengalami penurunan kinerja menjadi sekitar 90% dari sebelumnya sekitar 92%. Tak hanya tingkat hunian, performa harga sewa pun menunjukkan tren menanjak. Semester pertama, harga sewa rerata mencapai sekitar Rp 600.000 per meter persegi per bulan dengan biaya perawatan atau
service charge rerata Rp 125.000 per meter persegi per bulan. Tumbuh dibanding tahun 2014 lalu yang mencapai sekitar Rp 580.000 per meter persegi per bulan dengan service charge Rp 100.000 per meter persegi per bulan. Kinerja pusat belanja ini, membuat beberapa peritel nasional dan internasional ramai-ramai membuka gerainya di Surabaya. Savills PCI meenyebut merek-merek premium macam Louis Vuitton, Burberry, Balenciaga, Yves Saint Laurent, Hugo Boss, Michael Kors, Toni Dress, Rolex, Tag Heuer dan Victoria's Secret, berani mengalihkan ekspansinya ke kota ini. (Hilda B. Alexander) Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Sanny Cicilia