Suram, distributor alat berat menurunkan target



JAKARTA. 2013 menjadi tahun yang berat bagi perusahaan pembiayaan (multifinance). Khususnya bagi mereka yang fokus bisnisnya memasarkan alat berat.

Penyebabnya, sejak kuartal III tahun 2012 hingga awal tahun ini harga komoditas belum juga membaik. Imbasnya, perusahaan-perusahaan yang biasa memborong alat berat sebagai perlengkapan operasional mengerem ekspansi.

Akhirnya, multifinance memasang target pembiayaan lebih rendah ketimbang pencapaian di tahun 2012 lalu.


PT Surya Artha Nusantara Finance (SAN Finance) misalnya, tahun ini memasang target pembiayaan senilai Rp 3,6 triliun. Lebih rendah dari pencapaian tahun 2012 lalu, senilai Rp 4,6 triliun.

"Tahun ini kami memprediksi pembiayaan alat berat akan turun karena harga batu bara belum juga stabil di pasar," kata Andrijanto, Direktur SAN Finance. 

Apalagi penjualan alat berat SAN Finance hampir 65% berasal dari sektor alat berat. Lalu sisanya, 25% berasal dari perkebunan. 10% dari nikel dan besi. Sisanya 5% dari sektor konsumsi. 

Selain karena harga komoditas yang labil. Multifinance juga harus bersaing dengan pembelian alat berat yang dibeli secara cash atau tunai. Andrijanto menghitung, setidaknya dari pasar penjualan alat berat hampir 40% dibeli dengan cash. Meskipun uang yang didapat berasal dari pinjaman bank. Sisanya, 60% penjualan alat berat dibeli dengan cara kredit. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: