Surat tahunan Warren Buffett soroti tiga hal ini



KONTAN.CO.ID - NEWYORK. Milliader sekaligus investor kakap, Warren Buffett, menyampaikan surat tahunannya kepada pemegang saham Berkshire Hathaway yakni perusahaan konglomerasi yang ada di bawah kendalinya. Surat tahunan pria berusia 88 tahun ini sangat dinantikan banyak orang karena nasehat investasi serta lelucon konyolnya.

Mengutip laman The New York Times, Selasa (26/2), surat yang disampaikan pada 23 Februari 2019 tersebut menyoroti tentang tiga hal yakni kerugian Besar, dentuman buyback, dan defisit anggaran Amerika Serikat.

Berkshire Hathaway telah mencatatkan kerugian sebesar US$ 25,4 miliar pada kuartal IV-2018. Perusahaan ini juga mencatat kerugian non-kas senilai US$ 3 miliar dari Kraft Heinz. Perusahaan makanan itu mencatatkan penurunan pendapatan sebesar US$ 15,4 miliar dan membebani Berkshire yang memiliki hampir 27% saham disana.


Tahun sebelumnya, Berkshire tidak memasukkan kinerja perusahaan tempat mereka berinvesatsi dalam laporan laba rugi konglomerasi, kecuali ketika sudah menjual sahamnya. Tetapi aturan akuntansi baru mensyaratkan untuk memasukkan keuntungan dan kerugian. Buffet mengkritrik aturan itu karena membuat ayunan liar bagi laba bersih Berkshire.

Sementara terkait Buyback, Buffett memperingatkan perlu kehati-hatian di masa depan. Menurutnya, pembelian kembali saham harus peka terhadap harga. Membeli secara buta harga saham yang terlalu mahal merusak nilai.

Tahun lalu, Berkshire terlibat dalam booming buyback saham. Mereka melakukan buyback US$ 418 juta selama tiga bulan terakhir di 2018, sehingga totalnya mencapai lebih dari US$1,3 miliar sepanjang tahun. Menurut Buffet aksi itu kemungkinan akan terus berlanjut karena perusahaan memiliki banyak cash.

Berkshire memiliki bank cash besar akibat kebijakan pemotongan pajak US$ 1,5 triliun di AS. Perusahaan-perusahaan di Amerika telah melakukan buyback hampir US$ 800 miliar tahun lalu.

Selama bertahun-tahun, Buffett, cenderung menghindari buyback saham Berkshire. Alasannya, dia bisa dapat menghasilkan pengembalian yang lebih baik bagi pemegang saham melalui investasi. Namun, harga akuisisi perusahaan besar telah meningkat dalam beberapa tahun terakhir sehingga Buffet belum bisa meraih satu kesepakatan.

Namun ke depan, Berkshire akan tetap melakukan akuisisi. Buffet berharap, pihaknya bisa memindahkan sebagian besar kelebihan likuiditas ke bisnis yang akan dimiliki Berkshire secara permanen. Gairah pria itu untuk mengakuisisi perusahaan besar masih sangat besar.

Sementara tekait defisit anggaran Amerika Serikat yang semakin besar, Buffett justru lebih santai. Menurutnya tidak perlu khawatir dengan kondisi tersebut. Sebab selama 77 tahun pengalamannya berinvestasi di AS, utang nasional negara tersebut telah mengalami peningkatan signifikan yakni sekitar 400 kali lipat.

Menurutnya, investor tidak perlu beralih ke emas dengan tujuan mengamankan aset. Pasalnya, emas tidak cocok bagi kondisi AS yang berani dan agresif.

Editor: Handoyo .