Surat utang Rp 6,7 triliun segera terbit



JAKARTA. Pilihan berinvestasi di obligasi korporasi bakal semakin melimpah. Dalam dua bulan mendatang, setidaknya terdapat obligasi dengan total emisi Rp 6,7 triliun yang akan terbit.Nilai obligasi korporasi itu  merupakan mandat pemeringkatan yang telah diterima PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) hingga 7 Februari 2014 untuk penerbitan surat utang baru. "Obligasi itu akan diterbitkan oleh 11 perusahaan. Enam perusahaan di antaranya merupakan perusahaan terbuka," ungkap Ronald Kasim, Presiden Direktur Pefindo, Rabu (12/2).Ia tak menyebut emiten yang akan merilis obligasi itu. Yang jelas, dua emiten bank akan menerbitkan obligasi dengan total nilai emisi Rp 1 triliun. Lalu, emiten sektor makanan dan minuman akan merilis obligasi Rp 500 miliar, emiten farmasi dengan emisi Rp 300 miliar. Kemudian, emiten ritel dengan emisi Rp 1 triliun, dan emiten transportasi dengan emisi obligasi senilai Rp 1 triliun.Adapun sisanya merupakan perusahaan tertutup, seperti perusahaan properti yang akan menerbitkan obligasi senilai Rp 1 triliun, lalu perusahaan sekuritas senilai Rp 1 triliun, perusahaan pembiayaan sebesar Rp 500 miliar. Kemudian perusahaan perkebunan akan menjual obligasi Rp 250 miliar, dan perusahaan pariwisata juga akan menerbitkan obligasi senilai Rp 200 miliar.Catatan KONTAN, sejumlah perusahaan yang berencana menerbitkan obligasi di semester I ini di antaranya Toyota Astra Financial Services (TAFS), Bank Internasional Indonesia (BII), serta Sarana Multigriya Finance (SMF).Tahun ini, Pefindo memperkirakan penerbitan obligasi, termasuk surat utang jangka menengah atau medium term notes (MTN) bisa mencapai total Rp 79 triliun. Nilai tersebut termasuk memperhitungkan perusahaan yang akan refinancing atas utang jatuh tempo sekitar Rp 39 triliun.Penerbitan obligasi korporasi akan semakin menarik bagi investor. Analis memprediksi, obligasi itu bakal menawarkan kupon lebih tinggi dari tahun lalu.Analis Indonesia Bond Pricing Agency (IBPA) Fakhrul Aufa memperkirakan, kupon obligasi korporasi di awal tahun ini akan naik hingga 235 basis poin dibandingkan penerbitan tahun lalu.Kenaikan tersebut dipicu oleh meningkatnya risk premium sebagai kompensasi atas merangkaknya suku bunga acuan BI rate serta kenaikan risiko di pasar sekunder.Di pasar sekunder, Fakhrul bilang, perdagangan obligasi korporasi berpotensi meningkat seiring penerbitan obligasi anyar. Selama ini investor obligasi korporasi didominasi oleh dana pensiun dan asuransi yang memilih menggenggam instrumen hingga jatuh tempo. "Sehingga kalau tidak ada penerbitan baru, transaksi kembali sepi," tutur dia.Analis NC Securities I Made Adi Saputra menyarankan, investor agar melirik obligasi yang diterbitkan emiten sektor konstruksi, infrastruktur atau barang konsumsi. Selain itu,  peringkat obligasi sebaiknya minimal AA-.   

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Sofyan Hidayat