Sebagai kota pelajar, tempat penjualan buku di Yogyakarta tergolong banyak. Salah satu tempat berburu buku yang paling legendaris di pusat kota ini adalah Shooping Center. Pasar penjaja buku ini terbilang sudah cukup lama di Yogyakarta. Berbagai sumber mengatakan, Shooping Center sudah ada sejak tahun 1980-an awal. Shooping Center menempati lokasi baru pada 2004. Menempati bangunan dua lantai, Shooping Center kini lebih tertata rapi dan diramaikan sekitar 90 kios. Area parkir juga cukup luas dan nyaman. Lokasi persis Shooping Center berada di Kelurahan Ngupasan, Kecamatan Gondomanan, atau lebih gampangnya di Jalan Sriwedari, berdampingan dengan Komplek Taman Pintar dan Taman Budaya. Sekitar 300 meter ke arah timur dari ujung Jalan Malioboro. Yanuar M.S. pengelola Shopping Center menyatakan, sebelum menempati gedung baru para pedagang menempati kios semi permanen di seberang gedung Bank Indonesia. "Tahun 2004 Shopping Center ini baru resmi ditempati," ujar Yanuar. Saat KONTAN menyambangi pusat penjualan buku ini awal April, suasananya cukup ramai. Terlihat banyak pengunjung memadati Shopping Center, mulai anak-anak hingga orang dewasa. Kendati nampak ramai, menurut Yanuar, pengunjung saat itu masih tergolong sepi. "Biasanya jika sedang ramai lebih padat lagi. Ini hitungannya sepi," ujarnya. Sentra buku ini biasanya ramai dikunjungi saat ujian anak sekolah dan tahun ajaran baru. Maklumlah, mahasiswa dan pelajar merupakan konsumen terbesar penjualan buku di sentra ini. Jumlah mereka bisa mencapai ribuan dan datang dari berbagai daerah. Dulunya tempat ini sangat terkenal dengan koleksi buku-buku bekasnya yang sering menjadi buruan para kolektor. Namun seiring berjalannya waktu, semakin banyak buku-buku baru memenuhi kios pedagang. "Sekarang buku baru justru mendominasi," ujar Nurhikmah, salah seorang pedagang buku di Shopping Center. Koleksi buku yang dijual di tempat ini sangat beragam, mulai dari buku filsafat, sejarah, ekonomi, maupun politik. Banyak juga pedagang menjual makalah buat para mahasiswa. Selain buku-buku serius, banyak pedagang juga menjajakan buku-buku hiburan, seperti komik. Nurhikmah sendiri menyediakan berbagai macam buku dari sejarah hingga buku-buku agama. Dalam sebulan ia bisa meraup omzet Rp 30 juta. Namun omzetnya bisa menyusut menjadi Rp 7 juta saja saat sedang sepi. Selain pilihan bukunya banyak, tempat ini menjadi lokasi favorit berburu buku karena harganya yang terjangkau, dengan kisaran harga mulai Rp 5000 hingga puluhan ribu. Kebanyakan buku-buku yang dijual murah merupakan buku bekas yang diobral. Elyda Afida, pengunjung asal Nusa Tenggara Timur (NTT) mengaku senang berbelanja buku di Shopping Center. Wanita yang berprofesi sebagai dokter gigi ini nampak memborong banyak buku. "Pilihan bukunya banyak dan harganya murah," ujarnya. Selain mahasiswa dan pelajar, pengunjung tempat ini memang banyak juga dari luar kota. (Bersambung)
Surga buku murah di Kota Pelajar (1)
Sebagai kota pelajar, tempat penjualan buku di Yogyakarta tergolong banyak. Salah satu tempat berburu buku yang paling legendaris di pusat kota ini adalah Shooping Center. Pasar penjaja buku ini terbilang sudah cukup lama di Yogyakarta. Berbagai sumber mengatakan, Shooping Center sudah ada sejak tahun 1980-an awal. Shooping Center menempati lokasi baru pada 2004. Menempati bangunan dua lantai, Shooping Center kini lebih tertata rapi dan diramaikan sekitar 90 kios. Area parkir juga cukup luas dan nyaman. Lokasi persis Shooping Center berada di Kelurahan Ngupasan, Kecamatan Gondomanan, atau lebih gampangnya di Jalan Sriwedari, berdampingan dengan Komplek Taman Pintar dan Taman Budaya. Sekitar 300 meter ke arah timur dari ujung Jalan Malioboro. Yanuar M.S. pengelola Shopping Center menyatakan, sebelum menempati gedung baru para pedagang menempati kios semi permanen di seberang gedung Bank Indonesia. "Tahun 2004 Shopping Center ini baru resmi ditempati," ujar Yanuar. Saat KONTAN menyambangi pusat penjualan buku ini awal April, suasananya cukup ramai. Terlihat banyak pengunjung memadati Shopping Center, mulai anak-anak hingga orang dewasa. Kendati nampak ramai, menurut Yanuar, pengunjung saat itu masih tergolong sepi. "Biasanya jika sedang ramai lebih padat lagi. Ini hitungannya sepi," ujarnya. Sentra buku ini biasanya ramai dikunjungi saat ujian anak sekolah dan tahun ajaran baru. Maklumlah, mahasiswa dan pelajar merupakan konsumen terbesar penjualan buku di sentra ini. Jumlah mereka bisa mencapai ribuan dan datang dari berbagai daerah. Dulunya tempat ini sangat terkenal dengan koleksi buku-buku bekasnya yang sering menjadi buruan para kolektor. Namun seiring berjalannya waktu, semakin banyak buku-buku baru memenuhi kios pedagang. "Sekarang buku baru justru mendominasi," ujar Nurhikmah, salah seorang pedagang buku di Shopping Center. Koleksi buku yang dijual di tempat ini sangat beragam, mulai dari buku filsafat, sejarah, ekonomi, maupun politik. Banyak juga pedagang menjual makalah buat para mahasiswa. Selain buku-buku serius, banyak pedagang juga menjajakan buku-buku hiburan, seperti komik. Nurhikmah sendiri menyediakan berbagai macam buku dari sejarah hingga buku-buku agama. Dalam sebulan ia bisa meraup omzet Rp 30 juta. Namun omzetnya bisa menyusut menjadi Rp 7 juta saja saat sedang sepi. Selain pilihan bukunya banyak, tempat ini menjadi lokasi favorit berburu buku karena harganya yang terjangkau, dengan kisaran harga mulai Rp 5000 hingga puluhan ribu. Kebanyakan buku-buku yang dijual murah merupakan buku bekas yang diobral. Elyda Afida, pengunjung asal Nusa Tenggara Timur (NTT) mengaku senang berbelanja buku di Shopping Center. Wanita yang berprofesi sebagai dokter gigi ini nampak memborong banyak buku. "Pilihan bukunya banyak dan harganya murah," ujarnya. Selain mahasiswa dan pelajar, pengunjung tempat ini memang banyak juga dari luar kota. (Bersambung)