Meski sempat meredup akibat kerusuhan, minat pelancong mendatangi sentra kerajinan mutiara Desa Batu Merah, Ambon tak pernah surut. Bahkan, kedatangan artis ibu kota sering menjadi berkah bagi para pemilik toko. Mereka pun berharap situasi kondusif seperti sekarang ini dapat bertahan selamanya. Kemilau mutiara Ambon memang mampu menyihir orang yang melihatnya. Tak terkecuali, orang-orang berpengaruh di negara ini. Mulai dari artis, pejabat, hingga kaum profesional yang berkunjung ke Ambon. Mereka selalu menyempatkan waktu bertandang ke sentra kerajinan mutiara Desa Batu Merah. Bahkan, kabarnya, mutiara yang melekat pada mahkota Ratu Belanda berasal dari Ambon ketika pemerintahan kolonial bercokol di bumi Nusantara. Dari kalangan artis, Dorce pernah berbelanja mutiara di sentra tersebut pada tahun ini. Tamu undangan para pejabat di kota Ambon juga sering mendapat oleh-oleh mutiara dari sini.
Biasanya, kata Rusdi Bantam, pengelola Toko Andika, para pejabat memesan produk mutiara dari sentra untuk dijadikan oleh-oleh bagi para undangannya. "Kalau ada acara besar, mereka pesan ke sini," tuturnya. Para pemilik toko juga menduga, oleh-oleh mutiara yang dibagikan pada acara ramah-tamah antara Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) dengan tamu dari Australia beberapa waktu lalu, juga dipesan dari sentra Batu Merah. Meski pihak penyelenggara enggan menjelaskan, mereka memastikan bahwa oleh-oleh mutiara itu berasal dari kota Ambon. Memang, tak sedikit produk yang dipamerkan dalam etalase sejumlah toko di kawasan Batu Merah yang menyerupai suvenir tersebut. Bahan dan kualitasnya sama. Bersamaan dengan penyelenggaraan Sail Banda 2010, para pengelola toko mutiara ini seperti
ketiban rejeki. Selain kebanjiran pengunjung potensial, mereka juga mendapat publikasi dari media nasional yang sedang bertugas di Ambon. "Lumayan bagus buat meningkatkan pamor sekaligus mengenalkan kembali keberadaan toko mutiara di Batu Merah," ujar Fanny, pengelola toko Pondok Mutiara. Ketika permintaan kerajinan mutiara meningkat, tak hanya pemilik toko dan para perajin mutiara yang menikmati keuntungan. Masyarakat yang tinggal di sekitar sentra dan para pemandu wisata turut mendapat berkah. Bila rasa lelah mulai terasa seusai berbelanja mutiara, Anda bisa menyambangi kedai jus yang juga menghidangkan kue-kue basah khas Ambon. Atau, Anda bisa langsung menghentikan angkutan umum, menyewa ojek atau becak ke tempat tujuan berikutnya. Anda dapat melakukan semuanya tanpa rasa khawatir. Kondisi di Ambon sudah semakin kondusif sejak kerusuhan berhenti. Kini, roda perekonomian mulai berputar, memberikan nilai tambah bagi pelakunya maupun masyarakat sekitar. Rusdi pun berharap, kondisi yang kondusif ini dapat terus bertahan. Sehingga memberikan ruang gerak bagi pelaku usaha untuk mengembangkan bisnisnya.
Fanny menimpali, keadaan kondusif saat ini jangan sampai porak-poranda lagi oleh kerusuhan massal seperti 11 tahun silam. "Itu momok buat kami," katanya. Saat ini, Rusdi mulai mengembangkan usahanya dengan mencari akses untuk memasarkan produknya di beberapa kota besar. Seperti Bandung, Jakarta, dan Surabaya. "Kami sedang mempertimbangkan menjalin kerjasama," tandasnya.
(Bersambung) Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Tri Adi