Suriah kembali menyerang situs New York Times



NEW YORK. Pembaca kembali tak bisa mengakses situs online New York Times. Peretas kembali berulah mengambil alih sistem keamanan website berita tersebut.

Melalui laman Facebook New York Times, manajemen mengumumkan tengah membenahi gangguan yang disinyalir terjadi sejak pukul 15:00 waktu setempat pada Selasa kemarin (28/8).

Situs online mereka juga tidak bisa diakses pada tanggal 14 Agustus silam. Para analis menjabarkan, dari bukti-bukti yang ada, menunjukkan bahwa penyerangan Selasa kemarin dilakukan oleh sebuah grup yang mendukung Presiden Suriah Bashar al-Assad.


Situs mereka sebagian kembali online tiga jam kemudian, meskipun beberapa pengguna masih mengalami kesulitan. Selama situs ambruk, New York Times menerbitkan artikel baru di laman Facebook serta situs bayangan mereka.

Kepala bagian informasi koran itu, Mark Frons, memperingatkan karyawan New York Times bahwa serangan itu dilakukan oleh Angkatan Darat Suriah bagian Elektronik yang mendukung Assad. "Atau seseorang yang berusaha untuk menjadi mereka,” ujar Mark.

Ia mengingatkan semua staf untuk berhati-hati ketika mengirim komunikasi lewat e-mail sampai situasi ini diselesaikan.

Perang cyber

Para ahli keamanan melihat ada cukup bukti untuk menghubungkan tudingan itu.

"Alamat domain NYTimes.com menunjuk SyrianElectronicArmy.com yang alamat IP-nya berada di Rusia, jadi jelas ini serangan berbahaya," ujar Ken Westin, seorang peneliti keamanan untuk Tripwire, sebuah perusahaan keamanan online.

Dalam sebuah posting terpisah pada Selasa lalu, kelompok ini juga mengklaim bertanggung jawab telah meretas informasi milik Twitter.

Baru-baru ini, Washington Post, CNN dan Time menjadi sasaran dalam serangan dikaitkan dengan pendukung kelompok itu.

"Serangan media tampaknya meningkat dan lebih dari sekadar gangguan yang menjengkelkan, dan jika berhasil akan menempatkan jutaan pengguna situs NYT dalam situasi penuh risiko," kata Westin.

Seperti yang terjadi setelah penyerangan pertama, pesaing mereka yaitu Wall Street Journal menurunkan biaya berbayar dan menawarkan konten gratis untuk semua pengunjung.

Pada bulan Januari, New York Times mengatakan peretas telah berhasil mengakses situs internet dan mencuri password dari 53 karyawan setelah harian itu menerbitkan laporan tentang kekayaan keluarga China Wen Jiabao.

Editor: