KONTAN.CO.ID - KAIRO. Suriah akhirnya berhasil mengamankan kembali keanggotaannya di Liga Arab setelah 12 tahun. Ini menandai fase baru dalam upaya pembangunan Suriah yang dilanda konflik berkelanjutan. Keputusan itu dibuat sebelum KTT Liga Arab di Arab Saudi pada 19 Mei. Para menteri memilih kembalinya Suriah ke markas besar Liga Arab di Kairo pada hari Minggu (7/5),
Al Jazeera melaporkan. Pemungutan suara berlangsung setelah pertemuan para diplomat top regional dari Mesir, Irak, Arab Saudi, dan Suriah di Yordania pekan lalu. Proses membawa kembali Suriah ke Liga Arab ini dinamai dengan
“Jordanian Initiative”.
Baca Juga: Erdogan Umumkan Kematian Petinggi ISIS di Tangan Intelijen Turki Sekretaris Jenderal Liga Arab, Ahmed Aboul Gheit, mengatakan bahwa Al-Assad dapat menghadiri KTT Liga Arab akhir bulan ini jika dia berkenan. "Jika dia mau, karena Suriah, mulai malam ini, adalah anggota penuh Liga Arab, dan mulai besok pagi mereka berhak menduduki kursi mana pun," kata Aboul Gheit. Sayangnya, Yordania, Kuwait, dan Qatar menentang kehadiran Al-Assad di KTT Liga Arab. Mereka menilai pemberian undangan sebelum Suriah setuju untuk merundingkan rencana perdamaian adalah langkah yang prematur. Meski mendapat kritik, Liga Arab telah sepakat untuk meneruskan keputusan tersebut. Menanggapi kembalinya keanggotaan ini, Suriah meminta negara-negara Arab untuk saling menunjukkan hormat kepada satu sama lain.
Baca Juga: Tegang dengan Iran, AS Kirim Kapal Selam Berpeluru Kendali ke Timur Tengah "Negara-negara Arab harus mengejar pendekatan yang efektif berdasarkan rasa saling menghormati. Penting untuk mengutamakan kerja sama dan dialog untuk mengatasi tantangan yang dihadapi negara-negara Arab," kata Kementerian Luar Negeri Suriah dalam pernyataannya. Pemulihan hubungan dengan Suriah juga dipercepat menyusul terjadinya bencana gempa dahsyat pada 6 Februari lalu. Ini juga terjadi ketika Arab Saudi dan Iran memulihkan hubungan diplomatiknya. Dua negara ini telah mendukung pihak-pihak yang berseberangan dalam konflik Suriah.
"Pemahaman yang tumbuh selama beberapa bulan terakhir, terutama setelah bencana gempa bumi, adalah bahwa tidak ada perhatian internasional yang jelas yang seharusnya mendorong solusi di Suriah," kata Asisten Sekretaris Jenderal Liga Arab, Hossam Zaki, kepada
Al Jazeera. Keanggotaan Suriah di Liga Arab dicabut setelah Presiden Bashar Al-Assad memerintahkan pemberlakuan tindakan keras terhadap pengunjuk rasa pada Maret 2011. Keputusan itu berujung pada perang saudara yang telah menewaskan hampir setengah juta orang dan menelantarkan 23 juta lainnya hingga saat ini. Negara-negara Arab mulai mengupayakan kembali normalisasi hubungan dengan Suriah setelah Al-Assad memperkuat kendalinya atas negara tersebut.