Surplus China menguatkan ekspektasi kenaikan bunga pada pekan depan



BEIJING. Surplus neraca perdagangan di China semakin memperkuat ekspektasi bank sentral segera menaikkan tingkat suku bunganya, pada pekan depan.

Data yang dirilis Biro Statistik China, Jumat (10/12) ini, menunjukkan pencapaian surplus perdagangan China sejumlah US$ 22,9 miliar di bulan November. Pengiriman barang ke luar negeri naik 35% dibanding tahun sebelumnya, dengan nilai ekspor mencapai US$ 153,3 miliar. Sementara, tingkat impor naik 38% menjadi US$ 130,4 miliar.

Data tersebut menunjukkan permintaan China masih tumbuh pesat.


Negeri Panda ini lambat dalam memperketat kebijakan ekonominya tahun ini, sebagian karena kekhawatiran resesi ganda di negara maju. Tetapi dengan inflasi yang mencapai level tercepat dalam dua tahun terakhir, dan permintaan ekspor tetap kuat, para analis melihat alasan bagus untuk menaikan bunga, membatasi pinjaman, dan kenaikan cadangan modal bagi perbankan.

Bahkan, media setempat hari ini, melaporkan tingkat harga konsumen tahunan China mungkin naik ke 5,1% pada November, tertinggi dalam 28 bulan.

Isaac Meng, ekonom BNP Paribas di Beijing, menyebut elastisitas perdagangan sangat mendukung China untuk meningkatkan pengetatan kebijakan ekonominya.

Adapun, Wang Han, ekonom CEBM di Shanghai, menduga bank sentral bakal menaikkan persyaratan cadangan modal perbankan akhir pekan ini, dan kemudian suku bunga di pekan depan.

"Setidaknya akan ada kenaikan suku bunga sekali lagi di tahun ini, dan sepertinya akan terjadi dalam waktu dekat," imbuh Gao Shanwen, kepala ekonom Essence Securities di Beijing.

Editor: Dupla Kartini