Surplus neraca dagang Juli 2016 diperkirakan turun



JAKARTA. Sebagian ekonom memperkirakan neraca perdagangan pada Juli 2016 akan mulai melambat dibandingkan bulan Juni lalu. Hal ini disebabkan aktifitas perdagangan pada bulan Juli sudah tidak sesibuk di Juni.

Mengingat, momentum bulan puasa dan Lebaran sudah terlewati. Ekonom Bank Permata Josua Pardede mengatakan, aktifitas impor masih mengalami pelambatan. Salah satunya disebabkan, aktifitas manufaktur dalam negeri pada Juli memang menurun. Sementara di sisi lain, ekspor masih belum menemukan titik balik untuk kembali tumbuh.

Meskipun, ada harapan kenaikan di sisi ekspor ke sejumlah negara seperti China, India, Jepang dan Amerika Serikat. Mengingat kondisi ekonomi di negara mitra dagang memang sedang membaik.


Namun demkian, kegiatan ekspor untuk sejumlah komoditas memang masih mengalami penurunan seperti Crude Palm Oil yang turun 6% untuk month on month (mom). "Sehingga secara keseluruhan, masih tercatat surplus," kata Josua, Jumat (14/8) di Jakarta.

Adapun Josua memperkirakan untuk pertumbuhan ekspor tahunan akan berada di level 0,53%, pertumbuhan impor tahunan 8,9%. Dengan demikian neraca perdagangan menurut Josua diperkirakan sebesar US$ 548 juta.

Ekonom Kenta Institut Eric Sugandi memperkirakan neraca perdagangan hanya surplus sebesar US$ 800 juta. Menurutnya, permintaan impor memang mulai naik karena kegiatan ekonomi sejak kuartal II memang mengalami perbaikan. Di sisi lain permintaan ekspor masih stagnan, dan cenderung turun.

Hal yang serupa juga diperkirakan ekonom Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Latif Adam. Ia memperkirakan surplus neraca dagang akan jauh lebih rendah, yaitu antara US$ 2 juta-US$ 4 juta saja pada Juli ini.

Sementara Ekonom Standard Chartetered Bank Aldian Taloputra memperkirakan, neraca perdagangan justru akan mengalami pelebaran dari Juni lalu. Ia memperkirakan neraca perdagangan akan berada di level US$ 1,1 miliar, dengan asumsi di sisi pertumbuhan ekspor tahunan terjadi penurunan 4,4% dan pertumbuhan impor turun 2,4%.

Sebagai catatan, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan Juni 2016 mencatat suplus sebesa US$ 900,2 juta. Dengan demikian, neraca perdagangan kumulatif Januari-Juni 2016 mencatat surplus sebesar US$ 3,59 miliar.

Adapun, nilai ekspor pada bulan Juni 2016 sebesar US$ 12,92 miliar dan impor US$ 12,02 miliar. Sementara itu, secara kumulatif Januari-Juni 2016 nilai ekspor tercatat sebesar US$ 69,51 miliar dan impor US$ 65,92 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Rizki Caturini