Surplus Neraca Pembayaran ditopang investasi



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI) mencatat, surplus Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) kuartal ketiga 2017 sebesar US$ 5,4 miliar, jauh lebih tinggi dibanding surplus kuartal sebelumnya yang hanya sebesar US$ 0,7 miliar. Walaupun angka itu lebih rendah dibanding surplus NPI kuartal ketiga 2016 yang sebesar US$ 5,7 miliar.

Peningkatan surplus NPI kali ini, didorong oleh surplus pada transaksi modal dan finansial yang tercatat sebesar US$ 10,4 miliar. Angka itu meningkat hampir dua kali lipat dibanding kuartal sebelumnya yang hanya sebesar US$ 5,8 miliar.

Ada pergeseran pendorong surplus transaksi modal dan finansial kali ini dari yang biasanya ditopang oleh investasi portofolio menjadi investasi langsung.


BI mencatat, surplus investasi langsung mencapai US$ 6,8 miliar, naik dari kuartal kedua 2017 dan kuartal ketiga 2016 yang masing-masing sebesar US$ 4,8 miliar dan US$ 6,6 miliar.

Sedangkan surplus investasi portofolio hanya sebesar US$ 4,1 miliar lebih rendah dibandingkan dengan kuartal kedua yang sebesar US$ 8,1 miliar. Sementara investasi lainnya mengalami defisit US$ 0,4 miliar.

Ekonom Bank Central Asia (BCA) David Sumual mengatakan, pergeseran itu sejalan dengan membaiknya iklim investasi di dalam negeri. Hal itu ditunjukkan oleh peningkatan peringkat kemudahan berusaha atau Ease of Doing Business (EoDB) Indonesia ke posisi 72 di tahun ini.

Menurut David, membaiknya investasi langsung yang masuk juga berarti pengusaha melihat indikator lainnya untuk beberapa tahun ke depan cukup baik, yaitu mencakup indikator fiskal, moneter, dan stabilitas politik. Sebab, untuk memutuskan berinvestasi di Indonesia, investor biasanya melihat prospek tiga tahun ke depan.

"Kita harapkan investasi langsung ini akan terus meningkat. Dan sudah saatnya investasi meningkat," kata David kepada KONTAN, Jumat (11/1).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sanny Cicilia