Surplus Neraca Perdagangan Barang pada September 2022 Diproyeksi Menyusut



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Neraca perdagangan barang berpotensi cetak surplus pada September 2022. Namun, Kepala Ekonom Bank Central Asia (BCA) David Sumual  melihat, surplus neraca perdagangan pada September 2022 bakal menyusut dari bulan sebelumnya.

Menurut hitungan David, surplus neraca perdagangan barang pada bulan lalu sebesar US$ 4,83 miliar. Ini lebih kecil dari surplus neraca perdagangan barang pada Agustus 2022 yang mencapai US$ 5,7 miliar.

Penurunan surplus neraca perdagangan ini dipicu oleh penurunan kinerja ekspor secara bulanan. Ia memperkirakan, ekspor pada September 2022 sebesar US$ 23,39 miliar atau turun 16,19% dari Agustus 2022 yang sebesar US$ 27,91 miliar.


“Ekspor agak melambat, karena harga komoditas mineral dan crude palm oil (CPO) yang melandai sejak Juni 2022,” terang David kepada Kontan.co.id, Jumat (14/10).

Baca Juga: Ekonom Memprediksi Defisit Neraca Jasa Bakal Melebar pada 2022

Meski begitu, bila dibandingkan dengan September 2021 yang sebesar US$ 20,60 miliar, David melihat kinerja ekspor masih naik 13,5% yoy.

Sedangkan dari sisi impor, David memperkirakan nilai impor pada September 2022 sebesar US$ 18,56 miliar. Ini turun 16,20% dari bulan sebelumnya yang sebesar US$ 22,15 miliar. Namun, masih naik 22,8% yoy dari bulan sama tahun sebelumnya yang sebesar US$ 16,23 miliar.

Ke depan, David melihat neraca perdagangan barang masih berpotensi surplus, tetapi nilai surplus-nya akan mengecil. Menurut perkiraannya, surplus neraca perdagangan di akhir tahun 2022 akan mengarah ke US$ 40 miliar, atau lebih tinggi dari total surplus di tahun 2012 yang sebesar US$ 35,34 miliar.

Namun, ada potensi era surplus neraca perdagangan akan berbalik defisit pada kuartal I-2023. Kinerja ekspor bisa melandai seiring permintaan global yang melemah dan normalisasi harga komoditas.

Hanya saja, ini tak melulu pertanda buruk. Di sisi lain, kinerja impor diperkirakan meningkat karena makin kencangnya permintaan masyarakat. Ini melambangkan progres pemulihan ekonomi dalam negeri tetap bergulir.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Anna Suci Perwitasari