Surplus Neraca Perdagangan Berpotensi Menyusut di Desember 2021



KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Ekonom Bank Permata memperkirakan terjadi penurunan surplus neraca perdagangan pada Desember 2021. 

Kepala ekonom Bank Permata Josua Pardede melihat, surplus neraca perdagangan pada bulan laporan sebesar US$ 3,28 miliar atau menurun tipis dari surplus neraca perdagangan November 2021 yang sebesar US$ 3,51 miliar. 

“Penurunan surplus neraca perdagangan ini sejalan dengan penurunan tipis dari ekspor yang diikuti dengan peningkatan nilai impor,” kata Josua kepada Kontan.co.id, Minggu (16/1).


Ia memerinci, nilai ekspor pada bulan Desember 2021 diperkirakan mencapai US$ 22,80 miliar atau turun tipis 0,18% mom dari US$ 22,84 miliar pada bulan November 2021. 

Baca Juga: IHSG Jumat (7/1) Berpeluang Terkoreksi, Dibayangi Kebijakan The Fed

Penurunan nilai ekspor didorong oleh penurunan sebagian besar harga komoditas utama Indonesia, seperti Crude Palm Oil (CPO) yang turun 5,55% mom dan karet yang turun 1,2% mom.  Namun, penurunan ekspor ini cenderung terbatasi oleh peningkatan harga batubara sebesar 7,7% mom. 

Meski menurun secara bulanan, Josua memperkirakan ekspor masih tumbuh 37,85% yoy bila dibandingkan dengan nilai ekspor pada Desember 2020 yang sebesar US$ 16,54 miliar. 

Sementara itu, nilai impor pada bulan Desember 2021 diperkirakan sebesar US$ 19,51 miliar atau meningkat 0,93% mom dari bulan November 2021 yang sebesar US$ 19,33 miliar, dan secara tahunan diperkirakan naik 35,18% yoy. 

“Peningkatan impor didorong oleh masih tingginya aktivitas ekonomi Indonesia, sehingga kebutuhan impor relatif tinggi pada bulan laporan,” terang Josua. 

Baca Juga: Masih Ekspansif, PMI Manufaktur Indonesia Ungguli Thailand dan China

Adapun, nilai impor diperkirakan meningkat pada impor non minyak dan gas (non migas), sedangkan impor migas diperkirakan cenderung turun akibat penurunan harga minyak global.

Dengan demikian, secara kumulatif, surplus neraca perdagangan di sepanjang tahun 2021 diperkirakan sebesar US$ 37,6 miliar atau jauh lebih tinggi dari surplus di sepanjang tahun 2020 yang sebesar US$ 21,4 miliar. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Noverius Laoli