KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ekonom Bank Mandiri Faisal Rachman mengatakan surplus neraca perdagangan diperkirakan akan sekitar US$ 3,95 miliar pada Oktober 2021. Perkiraan ini menyusut dari surplus perdagangan 21 September sebesar US$ 4,37 miliar. Sementara itu, Badan Pusat Statistik (BPS) sendiri akan mengumumkan data perdagangan Indonesia untuk Oktober 2021 pada 15-21 November 2021. Faisal mengatakan, ekspor Indonesia masih akan didorong oleh harga komoditas yang relatif tinggi, sementara untuk impor akan terus membaik karena pelonggaran PPKM, dan juga akan terjadi peningkatan permintaan domestik secara umum.
“Kinerja impor terlihat membaik terutama menyusul keputusan pemerintah untuk melonggarkan PPKM,” kata Faisal dalam keterangan resminya, Kamis (11/11). Faisal memperkirakan ekspor Indonesia pada Oktober 2021 akan meningkat sebesar 49,93% yoy meningkat dibandingkan pada September 2021 yakni 47,64% yoy. Dia juga mengatakan Purchasing Managers' Index (PMI) manufaktur mitra dagang utama Indonesia akan tetap kuat pada Oktober 2021, terutama di negara-negara Asia. Adapun, Indeks Baltic Dry juga diperkirakan akan terus membaik. Sementara untuk impor China dari Indonesia diperkirakan menguat sebesar 105,8% yoy pada Oktober 2021, meningkat dibandingkan September 2021 yaitu 76,6% yoy di 21 Sep. Untuk harga komoditas, khususnya batu bara dan
crude palm oil (CPO) juga diperkirakan masih tetap tinggi.
Baca Juga: Morgan Stanley prediksi ekonomi Indonesia bullish tahun depan, ini tiga pendorongnya Sementara itu, Faisal juga memperkirakan impor Indonesia pada Oktober 2021 akan menguat menjadi 63,06% yoy lebih tinggi dibandingkan September 2021 yakni 40,31% yoy. Pun untuk PMI manufaktur Indonesia akan melonjak ke rekor tertinggi 57,2 pada Oktober 2021 meningkat dibandingkan September 2021 yaitu 52,2. “Peningkatan ini menunjukkan adanya juga peningkatan pada aktivitas manufaktur di tengah permintaan yang kuat, juga menyusul pelonggaran PPKM. Indeks kepercayaan konsumen pun
rebound ke level optimis (indeks > 100) di 113,4 di pada Oktober 2021 dibandingkan bulan sebelumnya yaitu 95,5,” jelas Faisal. Faisal juga memperkirakan impor minyak akan membaik karena kenaikan harga dan mobilitas masyarakat yang lebih baik. Dirinya juga melihat adanya potensi impor musiman di tengah persiapan periode akhir tahun.
Lebi lanjut, Faisal mengatakan neraca transaksi yang berjalan akan ada potensi mencatat surplus kecil di tahun penuh 2021. Hal ini disebabkan harga komoditas yang tinggi dan akan relatif bertahan hingga akhir tahun 2021, sehingga akan juga mendukung kinerja ekspor Indonesia untuk beberapa waktu. Dia juga melihat bahwa akan ada potensi saldo transaksi berjalan pada tahun penuh 2021 untuk mencatat surplus kecil, dibandingkan perkiraan awalnya yaitu sebesar -1,06% dari PDB (defisit transaksi berjalan/CAD) pada tahun 2021). “Ini sangat tergantung pada kinerja perdagangan di kuartal IV 2021, perkiraan kami menunjukkan bahwa saldo akun berjalan 2021 bisa sekitar -0,2% hingga 0,1% dari PDB. Hal ini dapat mendukung stabilitas nilai tukar Rupiah di tengah tekanan normalisasi kebijakan moneter global,” pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Handoyo .