Surplus Neraca Perdagangan Desember 2024 Diperkirakan Susut Jadi US$ 3,30 Miliar



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Surplus neraca perdagangan pada Desember 2024 diproyeksikan akan menurun.

Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede memproyeksikan, surplus neraca perdagangan Indonesia hanya akan mencapai US$ 3,30 miliar pada Desember 2024, atau turun dari bulan sebelumnya yang mencapai US$ 4,42 miliar.

Meski begitu, Josua menyebut kinerja neraca perdagangan masih relatif kuat didukung oleh perkiraan kenaikan ekspor dan impor bulanan.


Ia mencatat bahwa China, mitra dagang utama Indonesia, mencatat peningkatan surplus perdagangan dengan Indonesia dari US$ 688,39 juta pada November 2024 menjadi US$ 2,01 miliar di bulan Desember 2024.

Baca Juga: Surplus Neraca Perdagangan Desember 2024 Diperkirakan Turun Jadi US$ 3 Miliar

“Ini didorong oleh peningkatan substansial dalam ekspor China ke Indonesia. Tren ini mungkin menandakan penyempitan surplus perdagangan Indonesia di bulan Desember 2024,” tutur Josua kepada Kontan, Selasa (14/1).

Ia memperkirakan kinerja ekspor secara tahunan hanya akan tumbuh sebesar 7,38% year on year (yoy). Pertumbuhan tersebut lebih rendah dibandingkan dengan bulan sebelumnya yang mencapai 9,14%.

Menurunnya pertumbuhan kinerja ekspor ini, lanjut Josua, terutama disebabkan oleh pelemahan permintaan global yang berkelanjutan. Meski begitu, Josua memperkirakan secara bulanan, ekspor akan sedikit meningkat, naik 0,19% month to month (mtm).

Baca Juga: Kinerja Ekspor dan Impor Diprediksi Turun Pada Desember 2024, Ini Penyebabnya

“Risiko yang membayangi potensi Perang Dagang 2.0 pada tahun 2025 mungkin sampai batas tertentu dapat meningkatkan permintaan global menjelang akhir tahun 2024 (front-loading),” ungkapnya.

Lebih lanjut, untuk kinerja impor pada Desember 2024 diproyeksikan  mencapai 8,58% yoy. Proyeksi ini meningkat tajam dari pertumbuhan pada bulan sebelumnya yang hanya mencapai 0,01% yoy, yang disebabkan oleh depresiasi Rupiah yang signifikan setelah kemenangan Trump dalam pemilihan presiden AS.

Di samping itu, secara bulanan, Josua juga memperkirakan kinerja impor akan meningkat 5,68% mtm, menandai rebound dari kontraksi yang terjadi di bulan November 2024.

Selanjutnya: Ancang-Ancang BUMN dan Swasta Berebut Cuan di Program Makan Bergizi Gratis (MBG)

Menarik Dibaca: Harga Emas Antam Naik Rp 4.000 Hari Ini 15 Januari 2025

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi