JAKARTA. Rilis data neraca perdagangan Jepang Desember 2015 menunjukkan kenaikan meski dalam rentang yang sempit.

Seperti dikutip dari laporan Japan Customs Senin (25/1) surplus neraca perdagangan Jepang tercatat naik 63,9% ke level 36,63 miliar yen dari sebelumnya di November 2015 hanya 22,35 miliar yen.

Namun seperti dikutip dari Bloomberg, posisi surplus neraca perdagangan Jepang yang berada di kisaran sempit atau di bawah 1 triliun yen ini sudah berlangsung selama 49 bulan beruntun sejak Maret 2011 lalu.

Hal ini disebabkan oleh perlambatan ekonomi di China dan global yang mengikis ekspor Jepang. Meski dalam beberapa waktu terakhir, yen sudah terkikis cukup dalam. Seharusnya itu membuat harga barang-barang Jepang lebih kompetitif hanya saja lesunya aktivitas ekonomi global tidak bisa menyelamatkan ekspor Jepang.

Tercatat ekspor Jepang Desember 2015 turun 3,8% ke level 6,01 triliun yen dibanding bulan sebelumnya. Yang membuat neraca masih mampu mendulang surplus adalah catatan impor Jepang Desember 2015 yang ikut menurun 4% menjadi 5,97 triliun yen.

Berdasarkan pemaparan Atsushi Takeda, ekonom Itochu Corp di Tokyo, “Ekspor Jepang belum tumbuh namun defisit perdagangan menyempit dan berubah menjadi surplus karena penurunan harga komoditas lebih dalam dari yang diharapkan,”.

Namun karena masih mencatatkan surplus, dalam perdagangan hari ini yen masih berkuku di hadapan mayoritas mata uang utama lainnya. Hingga pukul 15.15 WIB pasangan USD/JPY tergerus 0,37% ke level 118,35 dibanding hari sebelumnya. Sejalan, EUR/USD tergelincir 0,09% ke level 128,16, lalu GBP/JPY melemah 0,46% di level 168,66 dan AUD/JPY pun merosot 0,70% di level 82,59.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie