JAKARTA. Bank Indonesia mencatat neraca pembayaran Indonesia (NPI) kuartal kedua tahun ini sebesar US$ 2,2 miliar. Namun, surpus tersebut dinilai belum mencerminkan perbaikan ekonomi secara struktural. Ekonom Bank Central Asia (BCA) David Sumual mengatakan, perbaikan pada defisit transaksi berjalan atau current account deficit (CAD) kuartal kedua tahun ini yang membaik menjadi US$ 4,7 miliar atau 2% dari produk domestik bruto (PDB) lebih didorong oleh peningkatan ekspor akibat meningkatnya harga komoditas. Harga CPO di awal tahun kata David masih berada di kisaran US$ 500-600 per ton. Sementara saat ini hampir mencapai US$ 800 per ton. Begitu juga dengan batu bara yang hargaya lebih tinggi dibanding awal tahun.
Surplus NPI belum tunjukkan perbaikan ekonomi
JAKARTA. Bank Indonesia mencatat neraca pembayaran Indonesia (NPI) kuartal kedua tahun ini sebesar US$ 2,2 miliar. Namun, surpus tersebut dinilai belum mencerminkan perbaikan ekonomi secara struktural. Ekonom Bank Central Asia (BCA) David Sumual mengatakan, perbaikan pada defisit transaksi berjalan atau current account deficit (CAD) kuartal kedua tahun ini yang membaik menjadi US$ 4,7 miliar atau 2% dari produk domestik bruto (PDB) lebih didorong oleh peningkatan ekspor akibat meningkatnya harga komoditas. Harga CPO di awal tahun kata David masih berada di kisaran US$ 500-600 per ton. Sementara saat ini hampir mencapai US$ 800 per ton. Begitu juga dengan batu bara yang hargaya lebih tinggi dibanding awal tahun.