Surplus NPI diproyeksi capai US$ 5,35 miliar di kuartal II-2021, ini alasannya



KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) pada kuartal II-2021 diproyeksi akan mencetak surplus. Bahkan surplus NPI pada periode April-Juni 2021 tersebut diperkirakan lebih besar ketimbang kuartal I-2021. 

Kepala ekonom Bank Permata Josua Pardede memperkirakan, surplus NPI pada kuartal II-2021 mencapai US$ 5,35 miliar. Jumlah ini memang lebih tinggi dari surplus yang tercipta pada kuartal sebelumnya yang sebesar US$ 4,06 miliar. 

“Surplus NPI ini salah satunya didukung oleh cadangan devisa pada akhir kuartal II-2021 yang masih berada di level US$ 137,09 miliar,” jelas dia kepada Kontan.co.id, Jumat (13/8). 

Josua melanjutkan, surplus NPI juga didorong oleh surplus neraca transaksi finansial pada kuartal II-2021 yang diperkirakan sebesar US$ 6,64 miliar atau naik dari posisi US$ 5,6 miliar yang dicetak pada kuartal I-2021. 

Meningkatnya surplus neraca transaksi finansial pada periode April - Juni 2021 tersebut terindikasi dari realisasi investasi langsung atau foreign direct investment (FDI) kuartal II-2021 yang sebesar US$ 8 miliar. 

Sementara investasi portofolio tercatat US$ 2,79 miliar sejalan dengan aliran masuk modal asing di pasar Surat Berharga Negara (SBN) sekitar US$ 2,44 miliar. 

Baca Juga: Ada PPKM, ekonom ini prediksi surplus neraca dagang bulan Juli bakal naik

Sementara itu, neraca transaksi berjalan atau current account deficit (CAD) pada kuartal II-2021 diperkirakan sebesar US$ 1,29 miliar atau sekitar 0,44% PDB. Ini sedikit melebar dari kuartal I-2021 yang sebesar US$ 1,0 miliar atau 0,4% dari PDB. 

Masih relatif rendahnya CAD didukung oleh peningkatan surplus neraca barang kuartal II-2021, seiring dengan peningkatan surplus perdagangan pada kuartal tersebut. 

Surplus neraca perdagangan non migas cenderung meningkat yang dipengaruhi oleh peningkatan ekspor non migas yang melampaui kenaikan impor non migas, seiring dengan tren peningkatan harga komoditas ekspor dan didukung peningkatan volume karena meningkatnya permintaan mitra dagang utama. 

Hanya, neraca jasa-jasa diperkirakan mengalami defisit US$ 3,33 miliar, cenderung menyempit dari defisit neraca jasa-jasa pada kuartal I-2021 yang sebesar US$ 3,42 miliar. 

Sementara, neraca pendapatan primer pada kuartal II-2021 diperkirakan defisit US$ 7,56 miliar dan neraca pendapatan sekunder diperkirakan surplus US$ 1,44 miliar. 

Selanjutnya: DRI memperkirakan neraca perdagangan Juli 2021 surplus US$ 2,32 miliar

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Anna Suci Perwitasari