Survei BI: harga rumah tapak naik



JAKARTA. Tak hanya apartemen yang harganya kian tinggi, harga rumah tapak juga ikutan melambung. Survei properti residensial Bank Indonesia (BI) melansir, sepanjang kuartal satu, rata-rata harga rumah sudah naik 0,82% dibanding kuartal sebelumnya atau naik 3,59% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya. Kenaikan harga kuartal I tahun ini, tertinggi ada pada rumah tipe besar, yang naik 0,90% dibandingkan kuartal sebelumnya. Setelah itu baru diikuti oleh rumah tipe kecil sebesar yang naik 0,82% ketimbang kuartal sebelumnya. Di samping itu, kenaikan harga rumah ternyata lebih terasa di daerah. Dari 14 kota besar di Indonesia yang disurvei BI, kota yang mengalami kenaikan paling tajam itu adalah Padang sebesar 2,17%, disusul Palembang 2,11% dan Bandung 1,77%. Menurut tim statistik sektor riil BI, tekanan kenaikan harga properti residensial, berasal dari kenaikan harga bahan bangunan. Selain itu kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) dan upah pekerja juga ikut berpengaruh. Kendati demikian, kenaikan yang terjadi di kuartal satu tahun ini sebenarnya lebih rendah dibanding kuartal empat tahun lalu, yang mencapai 1,15%. "Tekanan kenaikan diperkirakan masih berlanjut pada kuartal II 2012 dengan tingkat yang melambat secara triwulanan maupun tahunan," tulis tim statistik sektor riil BI dalam risetnya.

Prediksi BI, kenaikan harga rumah di kuartal II hanya 0,31% dari kuartal sebelumnya atau naik 2,80% dibandingkan kuartal yang sama tahun sebelumnya. Kota-kota yang diperkirakan mengalami kenaikan harga paling pesat di kuartal dua adalah; Banjarmasin 3,40%, Surabaya 1,03% dan Manado 0,50%. Berbeda dengan kuartal satu, kuartal dua justru rumah tipe kecil yang harganya diprediksi naik tinggi, sebesar 0,50%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Asnil Amri